Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus (Vaksin Virus, Interferon, dan Kemoterapi Antivirus)

Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus - Seperti pada pembahasan sebelumnya mengenai "Peranan Virus dalam Kehidupan", terdapat peranan virus yang merugikan. Lalu bagaimana pencegahan dan pengobatan infeksi virus untuk mengatasi peranan virus yang merugikan. Mari kita simak pembahasannya dibawah ini.

Hubungan antara infeksi virus dengan gejala penyakit yang ditimbulkannya seringkali kurang jelas. Beberapa virus menghancurkan sel inang dengan menghasilkan enzim hidrolitik. Ada yang menyebabkan sel inang memproduksi roksin yang menyebabkan gejala sakit. Ada pula virus yang memiliki toksin (racun) berupa selubung protein. Terkadang timbul gejala-gejala sementara yang mengiringi terjadinya infeksi virus, misalnya demam, gatal-gatal, dan radang. Hal ini terjadi sebagai upaya tubuh untuk melawan infeksi tersebut.

Pada dasarnya tubuh kita memiliki sistem imun, namun sistem imun yang ada terkadang tidak mampu untuk melawan infeksi suatu jenis virus. Usaha pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin, sedangkan pengobatannya dengan cara pemberian interferon dan kemoterapi antivirus.

Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus

A. Vaksin Virus (Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus)


Vaksin virus merupakan formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati, atau virus hidup yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia guna memperoleh suatu sistem imun (kekebalan) secara alamiah. Pada tahun1789, Edward Jenner menemukan vaksin cacar. Vaksin cacar disuntikan ke jaringan bawah kulit (subkutan). Pada tahun 1952, Jonas Salk menemukan vaksin polio. Vaksin polio diberikan melalui mulut (oral).

Vaksin virus dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin virus mati dan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

1. Vaksin Virus Mati


Vaksin virus mati dibuat dengan cara memurnikan sediaan virus melalui tahap-tahap tertentu dan merusak sedikit protein virus sehingga cirus menjadi tidak aktif. Formalin dengan kadar rendah biasanya digunakan untuk merusak protein virus. Vaksin virus mati dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh terhadap protein selubung virus sehingga meningkatkan daya resistensi tubuh.

Namun demikian, ada beberapa kelemahan penggunaan vaksin virus mati, antara lain sebagai berikut.

  • Diperlukan ketelitian yang tinggi pada saat pembuatan vaksin untuk memastikan bahwa tidak ada virus yang virulen.

  • Respons sel terhadap vaksin biasanya lemah.

  • Imunitas yang diperoleh hanya bersifat sementara sehingga perlu dilakukan injeksi berulang kali.

  • Dapat merangsang hipersentivitas pada infeksi berikutnya (menyebabkan terjadinya resistensi virus). Hal ini disebabkan adanya respons imun yang tidak seimbang terhadap antigen permukaan virus yang tidak sesuai dengan infeksi virus secara alamiah.


2. Vaksin Virus Hidup yang Dilemahkan


Vaksin virus hidup dibuat dari virus mutan yang memiliki antigen hampir sama dengan virus liar, tetapi memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah. Pembuatan strain virus lemah secara alamai pada biakan. Akan tetapi, kini pembuatan train cirus lemah dilakukan dengan cara manipulasi leboratorium agar terjadi perubahan genetik secara terencana.

Penggunaan vaksin virus hidup memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penggunaan vaksin hidup antara lain untuk memperoleh imunitaas seperti imunitas yang terjadi secara alamiah karena virus akan bereproduksi terus sehingga memicu terbentuknya antibodi tubuh.  Sementara kelemahan penggunaan vaksin hidup antara lain sebagai berikut.

  • Terjadi risiko virulensi baik lebih besar selama perkembangbiakan virus didalam vaksin. Walaupun hal ini tidak terbukti sebagai masalah, tetapi potensi tetap ada.

  • Penyimpanan dan keterbatasan hidup vaksin sebelum masa kedaluwarsa. Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi dengan stabilisator virus, misalnya penambahan MgCl2 untuk vaksin polio.

  • Terjadinya pencemaran virus lain di dalam vaksin.

  • Adanya gangguan replikasi virus vaksin akibat adanya infeksi virus luar yang terjadi secara bersamaan, sehingga menyebabkan berkurangnya efektivitas vaksin.


Tabel vaksin utama untuk pencegahan penyakit akibat virus pada manusia


























































Penyakit



Sumber vaksin



Kondisi virus



Cara pemberian



Poliomielitis



Biakan jaringan (ginjal monyet, sel diploid manusia)



Dilemahkan



Mulut (oral)



 



 



Dimatikan



Subkutan (injeksi)



Campak



Biakan jaringan (embrio ayam)



Dilemahkan



Subkutan (injeksi)



Gondong



Biakan jaringan (embrio ayam)



Dilemahkan



Subkutan (injeksi)



Rubela



Biakan jaringan (bebek, kelinci, sel diploid manusia)



Dilemahkan



Subkutan (injeksi)



Cacar



Biakan jaringan pada limfe anak sapi/domba



Vaksin hidup



Intradermal: tekanan dan tusukan berkali-kali pada
kulit



Influenza



Bentuk yang dimurnikan atau subunit cairan alantois
embrio ayam



Dimatikan



Subkutan/intradermal (injeksi)



Rabies



Embrio bebek/sel diploid manusia



Dimatikan



Subkutan (injeksi)



B. Interferon


Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel biakan sebagai respons terhadap infeksi virus atau penginduksi lain dan berfungsi menghambat replikasi virus dalam suatu sel.Dalam Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus Interferon mampu mengatur imunital humoral dan seluler, serta pertumbuhan sel sehingga dapat digunakan untuk pertahanan pertama terhadap infeksi virus. Interferon diduga merupakan suatu kelompk hormon sitokin yang berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi sel.

C. Kemoterapi Antivirus


Saat ini, telah ditemukan beberapa senyawa antivirus yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus. Namun, penggunaannya hanya dalam keadaan tertentu karena dapat bersifat toksik (racun0 bagi sel tubuh. Senyawa antivirus yang idela bagi sel tubuh masih terus dikembangkan. Senyawa antivirus yang banyak digunakan merupakan analog nukleosida, antara lain zidovudin, zalzibatin, aksiklovir, gansiklovir, vidarabin, idoksurudin, trifluridin, bromovinildeoksiuridin, sitabarin,dan ribaririn. Senyawa lain yang juga terbukti mempunyai aktifitas antivirus, antara lain amantadin,asam fosfonoasetat, enviroksim, metisazon, dan arildon.

Sekian pembahasan kita kali ini mengenai "Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus". Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk share antikel belajar ini.

Share this

Related Posts