Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri

Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri- Kita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh setiap hari, misalnya dengan mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan, serta mencuci tangan dan kaki sebelum tidur. Apa tujuannya? Tentu saja agar tubuh kita terhindar dari kuman penyakit atau bakteri. Selain itu, kitapun harus selalu mengonsumsi makanan atau minuman yang bebas dari bakteri penyebab penyakit atau bakteri patogen.

Apa sebenarnya bakteri tersebut? Bagaimana struktur tubuhnya? Bagaimanakah cara reproduksinya? Apakah semua bakteri merugikan? Pada bab ini, kita akan mambahas organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti sel) yang lebih dikenal dengan sebutan bakteri. Organisme prokariotik ini meliputi Archaebacteria dan Eubacteria. Pada kesempatan ini pembahasan kita adalah "Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri", mari kita simak pembahasannya dibawah ini.

I. Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri


Istilah Archaebacteria   berasal dari bahasa Yunani , archaio, yang artinya kuno. Para ahli mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik (memmiliki membran inti sel). Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrem yang mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal bumi.

Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, eu, yang artinya sejati. Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup dimanapun (kosmopolit). Eubacteria disebut juga Bacteria, yang kemudian disederhanakan menjadi Bakteri. Eubacteria atau Bacteria (bakteri) digunakan sebagai acuan untuk semua organisme prokariotik baik dari kelompok Archaebacteria maupun Eubacteria, meskipun Archaebacteria dan Eubacteria sudah dipisahkan dalam kelompk (kingdom) yang berbeda. Terlepas dari masalah taksonomi, baik Archaebacteria maupun Eubacteria merupakan organisme prokariotik, sehingga pembahasan Archaebacteria dan Eubacteria digabung dalam satu pokok pembahasan.

Istilah bakteri berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil. Bakteri merupakan organisme uniseluler (bersel satu), tidak memiliki membran inti sel (prokariotik), dan pada umumnya memiliki dinding sel tetapi tidak berklorofil. Bakteri ditemukan pertama kali pada tahun 1674, oleh Antony van Leeuwenhock (seorang ilmuwan dari Belanda, penemu mikroskop lensa tunggal), dan istilah bacteria baru diperkenalkan pada tahun 1828 oleh Ehrenberg.  Ilmu yang mempelajari bakteri disebut bakteriologi.

Dibanding dengan organisme lainnya, kelompok organisme prokariotik ini merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya karena paling mudah bereproduksi. Organisme prokariotik juga mudah ditemukan di habitat manapun. Mereka mampu bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas, dingin, asin, asam, atau basa. Kajian evolusi mengungkapkan bahwa organisme prokariotik merupakan organisme paling awal yang sudah hidup dan berevolusi di bumi selama hampir 2 miliar tahun, kemudian membentuk dua cabang utama evolusi, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.

II. Ciri-Ciri Bakteri


A. Ukuran, Bentuk Sel, dan Koloni Bakteri


Bakteri merupakan organisme mikroskopis dengan ukuran sel yang bervariasi. Pada umunya sel bakteri berdiameter sekitar 0,5 - 5 μm (mikrometer). Namun ada pula yang berdiameter hingga 0,5 mm atau lebih besar daripada sel eukariotik (10-100 μm) (1 μm = 1/1.000.000 m= 1/1.000 mm). Contoh bakteri yang berukuran besar adalah Epulopiscium fishelsoni (±0,5 mm) dan Thiomargarita (±0,75 mm), sedangkan bakteri berukuran  kecil contohnya Mycoplasma (±0,12 μm). Bakteri dapat dilihat dengan mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron.

Bakteri memiliki berntuk sek yang bervariasi. Bentuk dasar sel bakteri, antara lain sebagai berikut.

  1. Brasil , berbentuk seperti batang (bacillus = batang). Contohnya Bacillus sublitus (penghasil antibiotik basitrasin dan subtilin), Bacillus cereus (menyebabkan keracunan makanan dan infeksi mata), dan Bacillus anthracis  (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak, misalnya sapi).

  2. Kokus, berbentuk bulat seperti bola. Contohnya Nitrosococcus (bakteri yang membantu menyuburkan tanah).

  3. Spirilum, bentuk gelombang seperti spiral. Contohnya  Rhodospirillum rubrum (bakteri fotosintetik yang memiliki pigmen hijau dan merah) dan Spirillum minor (penyebab demam akibat gigitan tikus).


Selain itu, ada pula bakteri yang memiliki bentuk perpaduan antara lain sebagai berikut.

  1. Kokobasil, berbentuk antara bulat dan batang. Contohnya Coxiella bunetii (menyebabkan demam Q, jika seseorang menghirup spora bakteri yang tersebar di udara atau melakukan kontak dengan hewan ternak yang terinfeksi)

  2. Vibrio, berbentuk seperti tanda baca koma. Contohnya Vibrio cholarae (penyebab penyakit klorea) dan Vibrio parahaemolyticus (menyebabkan muntah, diare, demam, dan kejang perut setelah memakan ikan laut yang terkontaminasi).

  3. Spiroseta, berbentuk spiral ulir seperti sekrup. Tubuhnya bisa memanjang dan memendek saat bergerak. Contohnya Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis pada alat kelamin) dan Borellia recurrentis (biasanya menginfeksi limfa serta hati dengan vektor kutu rambut manusia).


Bakteri ada yang berupa sel tunggal dan ada pula yang membentuk agregat (kumpulan). Bakteri yang berbentuk vibrio dan spirilum pada umumnya berupa sel tunggal, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus dan brasil ada yang berupa sel tunggal maupun membentuk agregat.

[caption id="attachment_662" align="aligncenter" width="470"]bentuk bakteri kokus Bentuk Agregat Bakteri Kokus[/caption]

  1. Monokokus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat tunggal atau tidak membentuk agregat. Contohnya Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata traktoma) dan Chlamydia pneumonia (penyebab infeksi saluran pernapasan).

  2. Diplokokus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat. Contohnya Micrococcus tetragenus

  3. Tetrakokus , yaitu bakteri yang berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat . Contohnya

  4. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok membentu susunan kubus. Contohnya Sarcina lutea (bakteri saproba berpigmen kuning) dan Thiosarcina rosea (bakteri sulfur).

  5. Streptokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang bergandengan memanjang membentuk rantai. Contohnya Streptococcus lactis (bakteri saproba yang menyebabkan rasa asam pada susu), Streptococcus mutans (menyebabkan penyakit mastitis pada kelenjar susu sapi dan dapat menyebabkan penyakit tenggorokan pada manusia).

  6. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang bergerombol seperti buah anggur. Contohnya Staphylococcus aureus (menyebabkan keracunan makanan dan infeksi kulit), Staphylococcus saprophyticus (menyebabkan infeksi pada saluran kemih wanita), dan Staphylococcus epidermidis (menyebabkan infeksi pada kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan).


Bentuk agregat (kumpulan) bakteri hasil antara lain sebagai berikut.

[caption id="attachment_665" align="aligncenter" width="350"]Pengertian serta ciri-ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri Bakteri Basil[/caption]

  1. Monobasil , yaitu bakteri berbentuk batang tunggal. Contohnya Escherichia coli (saproba pada usus besar), Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat), dan Salmonella typhi (menyebabkan demam tifoid dan pendarahan usus).

  2. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua. Contohnya Moraxella lacunata (penyebab katarak konjungtiva).

  3. Sterptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang berbentuk rantai. Contohnya Streptobacillus moniliformis ( terdapat pada tenggorokan tikus dan menyebabkan demam gigitan tikus).


B. Struktur Sel Bakteri


Sel bakteri terdiri atas beberapa bagian, yaitu kapsul, dinding sel, membran plasma, mesosom, sitoplasma, ribosom, DNA, granula cadangan makanan, klorosom, vakuola gas, flagela, dan pilus (fimbria). Selain Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri, bakteri juga memiliki struktur sel di dalam tubuhnya. Berikut pembahasannya.

[caption id="attachment_663" align="aligncenter" width="462"]Srtuktur Sel bakteri Srtuktur Sel bakteri[/caption]

1.  Kapsul atau Lapisan Lendir


Kapsul atau lapisan lendir merupakan lapisan terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel. Ketebalan lapisan tersebut bervariasi pada berbagai jenis bakteri. Lapisan yang tebal disebut kapsul, sedangkan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Bakteri yang hidup parasit pada organisme lain dan bersifat patogen (penyebab penyakit) pada umumnya memiliki kapsul, sedangkan bakteri saproba (mendapatkan makanan dari sisa organisme) biasanya memiliki lapisan lendir. Oleh karena itu, makanan yang terkontaminasi bakteri jenis ini biasanya akan terlihat berlendir. Coba kamu perhatikan makanan basah yang sudah basi. Bila berlendir, berarti makanan tersebut banyak mengandun gbakteri saproba.

Kapsul atau lapisan lendir berupa senyawa kental dan lengket yang di ekresiken oleh bakteri. Kapsul tersusun dari glikoprotein (senyawa campuran antara glikogen dan protein), sedangkan lapisan lendir tersusun dari air dan polisakarida. Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai pelindung , menjaga sel agar tidak kekeringan, dan membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrat. Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruh sistem kekebalan(antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.

2. Dinding Sel


Dinding sel berfunsi untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik, dan menjaga sel agar tidak  pecah dalam lingkungan yang hipotonis (tekanan osmotik lebih rendah). Akan tetapi, sel bakteri dapat mengalami plasmolisis bila berada dalam lingkungan yang hipertonis (tekanan osmotik lebih tinggi). Hal inilah yang menyebabkan bakteri akan mati apabila berada pada larutan yang pekat, misalnya mengandung banyak garam atau banyak gula.

Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa peptidoglikan. Peptidoglikan adalah suatu polimer yangterdiri atas gula yang berikatan dengan polipeptida pendek. Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang dapat digunakan dlam penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Dinding sel pada Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding sel pada Archaebacteria tidak mengandung peptidoglikan.

3. Membran Plasma


Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewaati oleh zat-zat tertentu). Membran plasma berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat di luar sel.

4. Mesosom


Mesosom adalah organel sel yang merupakan penonjolan membran plasma ke arah dalam sitoplasma. Mesosom berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel, dan menrima DNA pada saat konjugasi.

5. Sitoplasma


Sitoplasma bakteri merupakan cairan koloid yang mengandung molekul organik (lemak, protein, karbohidrat), garam-garam mineral, enzim, DNA, klorosom (pada bakteri fotosintetik, dan ribosom. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.

6. Ribosom


Ribosom merupakan organel-organel kecil yang tersebar di dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA (ribonucleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri dapat mencapai ribuan, misalnya Eubacteria coli yang memiliki sekitar 15.000 ribosom.

7. DNA


Bkateri memiliki dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA nonkromosom (plasmid), DNA kromosom merupakan materi genetik yang menentukan sebagian besar sifat-sifat metabolisme bakteri, sedangkan DNA nonkromosom (plasmid) hanya menentukan sifat-sifat tertentu misalnya sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan reproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap suatu antibiotik. DNA kromosom pada organisme eukariotik berbentuk rantai ganda linier, sedangkan DNA kromosom prokariotik (bakteri) berupa rantai ganda melingkar yang berkumpul sebagai serat khusus yang disebut region nukleoid. Jumlah DNA bakteri jauh lebih sedikit dibandingkan DNA sel eukariotik, yaitu sekitar 1/1000 dari DNA sel eukariotik. DNA kromosom dapat bereplikasi pada saat menjelang pembelahan sel.

DNA nonkromosom (plasmid) berbentuk melingkar (sirkuler) dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Pada umumnya bakteri dapat hidup meskipun plasmidnya dikeluarkan dari sel. Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetika, dimana plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin disisipkan. Plasmid dapat bereplikasi (menggandakan diri) tanpa kontrol DNA kromosom, serta dapat dengan mudah ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat terjadi konjugasi.

8. Granula dan Vakuola Gas


Pada umunya, bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkanna, misalnya Thoispirillum yang menghasilkan butir-butir belerang. Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup di air. Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis.

9. Klorosom


Klorosom adalah suatu struktur lipatan di bawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Klorosom berfungsi untuk fotosintesis dan hanya terdapat pada bakteri fotosintetik, misalnya Cholorobium.

10. Flagela


Flagela dalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein, terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Berbeda dengan flagela sel eukariotik, bakteri tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma. Flagela dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang (basil), koma (vibrio), dan spiral. Sekitar separuh dari seluruh bakteri yang ada dpat melakukan pergerakan secara terarah, menuju atau menjauhi suatu rangsang. Gerak bakteri berpindah tempat menuju atau menjauhi rangsang disebut gerak taktis. Contohnya bakteri dari famili Cholobacteriaceae akan melakukan gerak fototaktsis positif atau menuju ke arah cahaya matahari agar dapat berfotosintesis. Bakteri aerob (Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter) merupakan bakteri kemotaktis positif yang akan bergerak menuju ke sumber oksigen. Bakteri Escherichia coli akan bergerak ke arah larutan yang mengandung glukosa, fruktosa atau asam amino. Namun bakteri-bakteri juga melakukan gerak kemotaktis negatif, yaitu bergerak menjauhi zat kimia beracun.

Bakteri memiliki jumlah flagela dengan letak yang berbeda-beda. Berikut ini pengelompokan bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelanya.

pengelompokan pola bakteri berdasarkan flagela

  1. Atrik, adalah bakteri yang tidak memiliki flagela.

  2. Monotrik, adalah bakteri yang hanya memiliki satu flagela.

  3. Lofotrik, adalah bakteri yang memiliki banyak flagela pada salah satu sisi sel.

  4. Amfitrik, adalah bakteri yang memiliki flagela pada kedua ujung sel.

  5. Peritrik, adalah bakteri yang memiliki banyak flagela yang tersebar di seluruh permukaan dinding sel.


11. Pilus atau Fimbria


Pilus (Latin, pili = rambut) atau fimbria (fimbria = daerah pinggir) adalah struktur seperti flagela, tetapi berupa rambut-rambut berdiametr lebih kecil, pendek, dan kaku, yang terdapat di sekitar dinding sel. Fungsi pilus atau fimbria adalah sebagai berikut.

  • Membantu bakteri menempel pada suatu medium tempat hidupnya.

  • Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya, sehingga terjadi transfer DNA pada saat terjadi konkugasi. Pilus untuk konjugasi disebut pilus seks.


Contoh bakteri yang memiliki pilus, antara lain Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kencing nanah) dan Escherichia coli (bakteri saproba di usus besar).

Sekian pembahasan kita kali ini mengenai "Pengertian Serta Ciri-Ciri Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri". Semog Artikel Belajar ini dapat memberikan referensi belajar bagi kita semua. Terimakasih

 

Share this

Related Posts