Pengertian Ganggang, Ciri, Contoh, Reproduksi, Cara Hidup dan Habitat - Halo sobat Artikel Belajar, pada kesempatan ini kita akan mempelajari mengenai Protista Mirip Tumbuhan atau yang sering disebut juga Ganggang/Alga. Adapun yang akan kita bahas adalah Pengertian Ganggang, Ciri, Contoh, Reproduksi, Cara Hidup dan Habitat.
Pengertian Ganggang- Ganggang (alga/algae) adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang mudah ditemukan di lingkungan perairan, baik di air tawar maupun di air laut. Ada yang hidup menempel di suatu tempat atau melayang-layang di dalam air. Ganggang menyebabkan air danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak berwarna hijau. Selain pengertian ganggang tadi, namun masyarakat sering meliru menyebutnya dengan lumut, Ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam air, sedangkan ganggang hidup di dalam air. Bila dipegang, lumut terasa seperti beludru dan lebih kering, sedangkan ganggang terasa basah, licin, atau berlendir. Di laut, ganggang mudah ditemukan, kadang-kadang terdampar di pantai, berebntuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-warni (merah, hijau, cokelat, atau kuning). Orang awam menyebutnya dengan rumput laut. Pengertian ganggang.
Selain pengertian ganggang di atas, ganggang memiliki ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut.
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), ada pula yang bersel banyak (multiseluler). Ukuran tubuh ganggang bervariasi, mulai dari yang mikroskopis berukuran 8 μm hingga yang makroskopis yang berukuran 60 meter. Contoh ganggang mikroskopis, antara lain Volvox, Chlorella, Synura, Scenedesmus, Gloeobotrys, Goniochloris, Euglena, Navicula, Mischococcus, Ceratium, Macrocystis, Sargassum, Laminaria, Turbinaria, Fucus, Palmaria, Corallina, dan Spirogyra.
Ganggang memiliki bentuk tubuh yang tetap karena sel-selnya memiliki dinding sel. Ganggang mikroskopis terdiri atas satu sel dengan bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, oval, kotak, segitiga, batang, dan seperti bintang. Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter (sendiri-sendiri), ada pula yang berkoloni. Ganggang uniseluler yang hidup soliter, misalnya Botrydiopsis arhiza, Goniochloris sculpta, Chlorella, dan Euglena. Ganggang uniseluler yang hidup berkoloni (selnya berkelompok dan bergandengan), misalnya Volvox, Hydrodictyon,dan Gonium. Ganggang makroskopis terdiri atas banyak sel, dengan bentuk tubuh yang bervariasi, yaitu seperti benang (filamen), lembaran, menyerupai rumput, serta ada pula yang seperti tumbuhan tingkat tinggi.
[caption id="attachment_824" align="aligncenter" width="300"] struktur sel pada ganggang uniseluler[/caption]
Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu bersifat eukariotik (memiliki membran inti) serta memiliki dinding sel dan kloroplas. Dinding sel ganggang ada yang mengandung selulosa, hemiselulosa, silika, kalsium karbonat, polisakarida, pektin, algin, agar, dan karagenan. Bahan-bahan tersebut membentuk gel sehingga ganggang terasa berlendir atau seperti karet. Ganggang jenis Euglena tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki pelikel yang lentur untuk menyokong membran sel. Bentuk kloroplas pada sel ganggang bervariasi, antara lain berbentuk bulat, jala, spiral, cakram (diskoid), bintang, seperti mangkuk, dan seperti pita. Di dalam kloroplas sel terdapat ribosom, DNA, pirenoid, dan klorofil. Jenis klorofil, antara lain klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d, yang semuanya berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, ganggang juga memiliki tambahan pigmen fotosintetik lainnya, yaitu karoten (kuning kemerahan), xantofil (kuning), fikoeritin (merah), fikosianin (biru), dan fukosantin (cokelat). Campuran warna antara warna hijau klorofil dengan beberapa pigmen lainnya membuat ganggang tampak berwarna warni.
Hasil fotosintesis ganggang digunakan untuk metabolisme sel dan kelebihannya disimpan sebagai cadangan makanan di dalam pirenoid. Cadangan makanan yang disimpan dapat berupa amilum, protein, tepung florid, floridosid, minyak, laminarin, paramilon, dan leukosin. Ganggang juga memiliki organel sel seperti yang dimiliki Protista lain, misalnya mitokondria, ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan inti sel. Pada ganggang uniseluler yang dapat bergerak (misalnya Euglena dan Chlamydomonas) terdapat vakuola kontraktil untuk osmoregulasi (pengaturan tekanan osmotik cairan sel) dan bintik merah yang disebut stigma, yang berfungsi sebagai organel fotoreseptor.
Beberapa jenis ganggang yang uniseluler yang memiliki satu atau lebih flagela untuk bergerak dan berenang di dalam air, misalnya Euglena, Chlamydomonas, Volvox, Synura, Orhromonas, Chromulina, Prymnesium, Isochrysis, dan Chrysochromulina. Ganggang multiseluler yang hidup menempel pada batu akan membentuk struktur menyerupai akar yang disebut boldfast . Bagian tubuh ganggang yang menyerupai batang disebut stipe , sedangkan bagian yang menyerupai daun disebut blade . Pada beberapa jenis ganggang cokelat, blade dilengkapi dengan pelampung sehingga blade dapat tetap berada di permukaan air untuk dapat berfotosintesis, misalnya Sargassum . Struktur ganggang yang bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, tetapi tidak memiliki akan, batang, daun yang sejati, disebut talus (Yunani, thallos = kecambah).
Semua ganggang fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan oleh sel-sel yang mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang hidup di habitat yang lembap, basah atau perairan, baik air tawar maupun air laut yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Di dalam perairan, ganggang merupakan penyusun fitoplankton. Fitoplankton berperan sebagai penyedia bahan makanan dan oksigen bagi organisme perairan lainnya. Ganggang yang hidup melayang-layang di dalam air disebut neuston. Sementara ganggang yang hidup melekat di dasar perairan atau melekat pada organisme lainnya disebut bentuk. Bentik dapat dibedakan menjadi epilitik (melekat di batu), epipelik (melekat pada lumpur atau pasir), epifitik (melekat pada tanaman) dan epizoik (hidup di atau melekat pada hewan).
Berdasarkan tempat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan ke dalam beberapa kelompok berikut.
Ganggang ada yang hidup soliter, berkoloni, atau bersimbiosis dengan organisme lain. Ganggang yang berkoloni terbentuk karena pada saat pembelahan biner sel-sel ganggang tetap berikatan satu dengan yang lainnya melalui untaian sitoplasma atau matriks bergelatin. Sel tidak dapat melakukan reproduksi bila diisolasi dari sel lainnya. Contohnya koloni Volvox yang terdiri atas ratusan hingga ribuan sel biflagelata (berflagela dua).
Beberapa jenis ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya Paramecium bursaria (Ciliata) yang hidup bersama dengan sel-sel ganggang Zoochlorella, alga hijau dengan hewan spons, dan ganggang hijau uniseluler yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen (lumut kerak).
Ganggang cokelat yang hidup di perairan beriklim sedang, misalnya Macrocytis, dapat tumbuh hingga panjangnya mencapai 60 meter, dan membentuk hutan kelp. Hutan kelp menyediakan habitat dan makanan bagi kehidupan ikan atau organisme laut lainnya.
Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Ada ganggang yang hanya mampu bereproduksi secara aseksual, misalnya Euglena , yang melakukan pembelahan biner. Ada pula ganggang yang mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual, misalnya Spirogyra. Spirogyra bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi (pemutusan) sebagian tubuhnya dan bereproduksi secara seksual dengan konjugasi. Namun, ada pula ganggang yang bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual, tetapi terjadi secara bergiliran dalam siklus hidupnya yang disebut dengan metagenesis. Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi gametofit (penghasil sel kelamin) dengan generasi sporofit (penghasil spora), misalnya Laminaria dan Ulva.
Reproduksi secara aseksual pada ganggang dapat terjadi melalui pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan spora vegetatif.
Pembelahan biner dapat terjadi pada ganggang uniseluler misalnya Euglenoid, Chlorella, dan Pyrrophyta (ganggang api). Pada Euglenoid, pembelahan biner terjadi secara membujur.
[caption id="attachment_823" align="aligncenter" width="450"] pembelahan biner pada euglena[/caption]
Pembelahan diawali dengan pembelahan inti, diikuti pembelahan sitoplasma. Dari satu sel induk akan dihasilkan dua sel anakan yang akan tumbuh menjadi ganggang baru.
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas dari tubuh induk akan tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi terjadi pada ganggang multiseluler yang berbentuk filamen dan talus. Contohnya Cladophora, Spirogyra, Laminaria, Sargassum, dan Macrocytis.
Pembentukan spora vegetatif terjadi di dalam sel induk yang menghasilkan zoospora. Pembentukan spora vegetatif ini dapat terjadi bila kondisi lingkungan mendukung dan jumlah makanan mencukupi. Hal ini dapat terjadi pada ganggang uniseluler maupun multiseluler, misalnya Chlamydomonas , Hydrodictyon, Vaucheria, dan Ulothrix.
Siklus hidup Chlamydomonas
[caption id="attachment_822" align="aligncenter" width="500"] Siklus hidup Chlamydomonas[/caption]
Reproduksi seksual pada ganggang dapat terjadi secara konjugasi, singami, dan anisogami.
Konjugasi adalah proses saling berlekatannya dua individu yang berbeda jenis, diikuti dengan terjadinya plasmogami (peleburan plasma sel) dan kariogami (peleburan inti sel). Contoh ganggang yang dapat berkonjugasi adalah Spirogyra yang berbentuk filamen tak bercabang.
Mekanisme konjugasi pada Spirogyra adalah sebagai berikut.
Singami (isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama bentuk dan ukurannya, tetapi berbeda jenisnya ( (+) dan (-) ), diikuti terjadinya peleburan inti. Singami menghasilkan zigot yang diploid (2n). Contoh ganggang yang dapat melakukan singami adalah ganggang hijau Ulva.
Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya. Anisogami dapat berupa oogami, yaitu masuknya sel gamet jantan berflagela (sperma) ke sel gamet betina (ovum) kemudian terjadi peleburan inti. Hasil fertilisasi adalah zigot. Contoh ganggang yang dapat melakukan oogami adalah Laminaria.
1. ganggang hijau (Chlorophyta)
ciri
-berwarna hijau
-hidup melayang-layang di air tawar atau air laut.
contoh: Ulva, Chorella, Volvox
2. Ganggang coklat (Phaeophyta)
ciri
-berwarna coklat karena mengandung zat warna coklat (fikosantin)
-mengandung klorofil
-memiliki alat seperti akar, batang, daun
contoh: Focus, Sargassum, Tulblaria, Laminaria
3. Ganggang keemasan (Chrisophyta)
ciri
-berwarna kuning kecoklatan, hijau kekuningan, dan kuning keemasan.
-hidup di tempat basah, baik air tawar, air payau maupun air laut.
-reproduksi aseksual dengan cara pembelahan.
contoh: Diatom, Navicula, Cyclotella dan Pinnularia.
4. Ganggang merah (Rhodophyta)
ciri
-berwarna merah tua
-hidup di laut
-memiliki bentuk seperti rumput sehingga sering disebut rumput laut
contoh: Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma, Gracililaria, Chondrus dll
5. Ganggang api (Phyrophyta)
ciri
-hidup di air tawar dan laut
-ber sel satu
-dinding sel berupa lempengan selulosa yang rapat
-dapat bergerak aktif.
contoh: Peridinium, Ceratium.
Demikianlah pembahasan kita mengenai Pengertian Ganggang, Ciri, Contoh, Reproduksi, Cara Hidup dan Habitat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih
A. Pengertian Ganggang
Pengertian Ganggang- Ganggang (alga/algae) adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang mudah ditemukan di lingkungan perairan, baik di air tawar maupun di air laut. Ada yang hidup menempel di suatu tempat atau melayang-layang di dalam air. Ganggang menyebabkan air danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak berwarna hijau. Selain pengertian ganggang tadi, namun masyarakat sering meliru menyebutnya dengan lumut, Ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam air, sedangkan ganggang hidup di dalam air. Bila dipegang, lumut terasa seperti beludru dan lebih kering, sedangkan ganggang terasa basah, licin, atau berlendir. Di laut, ganggang mudah ditemukan, kadang-kadang terdampar di pantai, berebntuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-warni (merah, hijau, cokelat, atau kuning). Orang awam menyebutnya dengan rumput laut. Pengertian ganggang.
B. Ciri-Ciri Ganggang
Selain pengertian ganggang di atas, ganggang memiliki ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut.
1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Ganggang
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), ada pula yang bersel banyak (multiseluler). Ukuran tubuh ganggang bervariasi, mulai dari yang mikroskopis berukuran 8 μm hingga yang makroskopis yang berukuran 60 meter. Contoh ganggang mikroskopis, antara lain Volvox, Chlorella, Synura, Scenedesmus, Gloeobotrys, Goniochloris, Euglena, Navicula, Mischococcus, Ceratium, Macrocystis, Sargassum, Laminaria, Turbinaria, Fucus, Palmaria, Corallina, dan Spirogyra.
Ganggang memiliki bentuk tubuh yang tetap karena sel-selnya memiliki dinding sel. Ganggang mikroskopis terdiri atas satu sel dengan bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, oval, kotak, segitiga, batang, dan seperti bintang. Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter (sendiri-sendiri), ada pula yang berkoloni. Ganggang uniseluler yang hidup soliter, misalnya Botrydiopsis arhiza, Goniochloris sculpta, Chlorella, dan Euglena. Ganggang uniseluler yang hidup berkoloni (selnya berkelompok dan bergandengan), misalnya Volvox, Hydrodictyon,dan Gonium. Ganggang makroskopis terdiri atas banyak sel, dengan bentuk tubuh yang bervariasi, yaitu seperti benang (filamen), lembaran, menyerupai rumput, serta ada pula yang seperti tumbuhan tingkat tinggi.
Baca juga : Protista Mirip Hewan (Protozoa)
2. Struktur Tubuh Ganggang
[caption id="attachment_824" align="aligncenter" width="300"] struktur sel pada ganggang uniseluler[/caption]
Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu bersifat eukariotik (memiliki membran inti) serta memiliki dinding sel dan kloroplas. Dinding sel ganggang ada yang mengandung selulosa, hemiselulosa, silika, kalsium karbonat, polisakarida, pektin, algin, agar, dan karagenan. Bahan-bahan tersebut membentuk gel sehingga ganggang terasa berlendir atau seperti karet. Ganggang jenis Euglena tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki pelikel yang lentur untuk menyokong membran sel. Bentuk kloroplas pada sel ganggang bervariasi, antara lain berbentuk bulat, jala, spiral, cakram (diskoid), bintang, seperti mangkuk, dan seperti pita. Di dalam kloroplas sel terdapat ribosom, DNA, pirenoid, dan klorofil. Jenis klorofil, antara lain klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d, yang semuanya berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, ganggang juga memiliki tambahan pigmen fotosintetik lainnya, yaitu karoten (kuning kemerahan), xantofil (kuning), fikoeritin (merah), fikosianin (biru), dan fukosantin (cokelat). Campuran warna antara warna hijau klorofil dengan beberapa pigmen lainnya membuat ganggang tampak berwarna warni.
Hasil fotosintesis ganggang digunakan untuk metabolisme sel dan kelebihannya disimpan sebagai cadangan makanan di dalam pirenoid. Cadangan makanan yang disimpan dapat berupa amilum, protein, tepung florid, floridosid, minyak, laminarin, paramilon, dan leukosin. Ganggang juga memiliki organel sel seperti yang dimiliki Protista lain, misalnya mitokondria, ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan inti sel. Pada ganggang uniseluler yang dapat bergerak (misalnya Euglena dan Chlamydomonas) terdapat vakuola kontraktil untuk osmoregulasi (pengaturan tekanan osmotik cairan sel) dan bintik merah yang disebut stigma, yang berfungsi sebagai organel fotoreseptor.
Beberapa jenis ganggang yang uniseluler yang memiliki satu atau lebih flagela untuk bergerak dan berenang di dalam air, misalnya Euglena, Chlamydomonas, Volvox, Synura, Orhromonas, Chromulina, Prymnesium, Isochrysis, dan Chrysochromulina. Ganggang multiseluler yang hidup menempel pada batu akan membentuk struktur menyerupai akar yang disebut boldfast . Bagian tubuh ganggang yang menyerupai batang disebut stipe , sedangkan bagian yang menyerupai daun disebut blade . Pada beberapa jenis ganggang cokelat, blade dilengkapi dengan pelampung sehingga blade dapat tetap berada di permukaan air untuk dapat berfotosintesis, misalnya Sargassum . Struktur ganggang yang bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, tetapi tidak memiliki akan, batang, daun yang sejati, disebut talus (Yunani, thallos = kecambah).
C. Cara Hidup dan Habitat Ganggang
Semua ganggang fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan oleh sel-sel yang mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang hidup di habitat yang lembap, basah atau perairan, baik air tawar maupun air laut yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Di dalam perairan, ganggang merupakan penyusun fitoplankton. Fitoplankton berperan sebagai penyedia bahan makanan dan oksigen bagi organisme perairan lainnya. Ganggang yang hidup melayang-layang di dalam air disebut neuston. Sementara ganggang yang hidup melekat di dasar perairan atau melekat pada organisme lainnya disebut bentuk. Bentik dapat dibedakan menjadi epilitik (melekat di batu), epipelik (melekat pada lumpur atau pasir), epifitik (melekat pada tanaman) dan epizoik (hidup di atau melekat pada hewan).
Berdasarkan tempat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan ke dalam beberapa kelompok berikut.
- Ganggang subaerial, hidup di permukaan air.
- Ganggang intertidal, secara periodik muncul ke permukaan air karena terbawa oleh pasang surut air.
- Ganggang sublitoral, berada di bawah permukaan air.
- Ganggang edafik, hidup di lumpur atau pasir di dasat perairan.
Ganggang ada yang hidup soliter, berkoloni, atau bersimbiosis dengan organisme lain. Ganggang yang berkoloni terbentuk karena pada saat pembelahan biner sel-sel ganggang tetap berikatan satu dengan yang lainnya melalui untaian sitoplasma atau matriks bergelatin. Sel tidak dapat melakukan reproduksi bila diisolasi dari sel lainnya. Contohnya koloni Volvox yang terdiri atas ratusan hingga ribuan sel biflagelata (berflagela dua).
Beberapa jenis ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya Paramecium bursaria (Ciliata) yang hidup bersama dengan sel-sel ganggang Zoochlorella, alga hijau dengan hewan spons, dan ganggang hijau uniseluler yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen (lumut kerak).
Ganggang cokelat yang hidup di perairan beriklim sedang, misalnya Macrocytis, dapat tumbuh hingga panjangnya mencapai 60 meter, dan membentuk hutan kelp. Hutan kelp menyediakan habitat dan makanan bagi kehidupan ikan atau organisme laut lainnya.
D. Reproduksi Ganggang
Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Ada ganggang yang hanya mampu bereproduksi secara aseksual, misalnya Euglena , yang melakukan pembelahan biner. Ada pula ganggang yang mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual, misalnya Spirogyra. Spirogyra bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi (pemutusan) sebagian tubuhnya dan bereproduksi secara seksual dengan konjugasi. Namun, ada pula ganggang yang bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual, tetapi terjadi secara bergiliran dalam siklus hidupnya yang disebut dengan metagenesis. Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi gametofit (penghasil sel kelamin) dengan generasi sporofit (penghasil spora), misalnya Laminaria dan Ulva.
1. Reproduksi Aseksual pada Ganggang
Reproduksi secara aseksual pada ganggang dapat terjadi melalui pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan spora vegetatif.
a. Pembelahan biner
Pembelahan biner dapat terjadi pada ganggang uniseluler misalnya Euglenoid, Chlorella, dan Pyrrophyta (ganggang api). Pada Euglenoid, pembelahan biner terjadi secara membujur.
[caption id="attachment_823" align="aligncenter" width="450"] pembelahan biner pada euglena[/caption]
Pembelahan diawali dengan pembelahan inti, diikuti pembelahan sitoplasma. Dari satu sel induk akan dihasilkan dua sel anakan yang akan tumbuh menjadi ganggang baru.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas dari tubuh induk akan tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi terjadi pada ganggang multiseluler yang berbentuk filamen dan talus. Contohnya Cladophora, Spirogyra, Laminaria, Sargassum, dan Macrocytis.
c. Pembentukan spora vegetatif
Pembentukan spora vegetatif terjadi di dalam sel induk yang menghasilkan zoospora. Pembentukan spora vegetatif ini dapat terjadi bila kondisi lingkungan mendukung dan jumlah makanan mencukupi. Hal ini dapat terjadi pada ganggang uniseluler maupun multiseluler, misalnya Chlamydomonas , Hydrodictyon, Vaucheria, dan Ulothrix.
Siklus hidup Chlamydomonas
- Chlamydomonas dewasa berflagela dan berkromosom haploid (n).
- Tahap reproduksi aseksual diawali dengan menghilangnya flagela, kemudian terjadi pembelahan secara mitosis sebanyak dua kali lebih sehingga menghasilkan empat sel anak atau lebih.
- Sel-sel anak membentuk dinding sel dan flagela menjadi zoospora. Bila dinding sel induk pecah, maka keluarlah zoospora yang dapat berenang. Zoospora tumbuh menjadi Chlamydomonas baru yang haploid (n).
- Bila perseidaan makanan berkurang atau leingkungannya kering, Chlamydomonas akan bereproduksi secara seksual. Reproduksi seksual diawali dengan pemebntukan gamet haploid (n) melalui pembelahan mitosis berulang kali. Gamet lalu dilepaskan dari sel induk.
- Terjadi singami antara gamet yang berbeda jenis ( (+) dan (-) ) yang menghasilkan zigot diploid (2n).
- Zigot membentuk selubung yang kuat dan resisten, disebut zigospora.
- Zigospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan empat individu baru yang haploid (n).
[caption id="attachment_822" align="aligncenter" width="500"] Siklus hidup Chlamydomonas[/caption]
2. Reproduksi Seksual pada Ganggang
Reproduksi seksual pada ganggang dapat terjadi secara konjugasi, singami, dan anisogami.
a. Konjugasi
Konjugasi adalah proses saling berlekatannya dua individu yang berbeda jenis, diikuti dengan terjadinya plasmogami (peleburan plasma sel) dan kariogami (peleburan inti sel). Contoh ganggang yang dapat berkonjugasi adalah Spirogyra yang berbentuk filamen tak bercabang.
Mekanisme konjugasi pada Spirogyra adalah sebagai berikut.
- Filamen Spirogyra haploid (n) yang berbeda jenis saling berdekatan.
- Sel-sel yang saling berdekatan membentuk tonjolan yang merupakan jembatan konjugasi.
- Protoplasma dari sel yang satu (+) berpindah (mengalir) ke sel pasangannya (-).
- Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami.
- Konjugasi menghasilkan zigospora yang diploid (2n).
- Zigospora (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 sel haploid (n).
- Dari 4 sel haploid yang dihasilkan, biasanya hanya satu yang dapat tumbuh menjadi benang Spirogyra baru.
b. Singami (isogami)
Singami (isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama bentuk dan ukurannya, tetapi berbeda jenisnya ( (+) dan (-) ), diikuti terjadinya peleburan inti. Singami menghasilkan zigot yang diploid (2n). Contoh ganggang yang dapat melakukan singami adalah ganggang hijau Ulva.
c. Anisogami
Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya. Anisogami dapat berupa oogami, yaitu masuknya sel gamet jantan berflagela (sperma) ke sel gamet betina (ovum) kemudian terjadi peleburan inti. Hasil fertilisasi adalah zigot. Contoh ganggang yang dapat melakukan oogami adalah Laminaria.
E. Contoh Ganggang/Alga
1. ganggang hijau (Chlorophyta)
ciri
-berwarna hijau
-hidup melayang-layang di air tawar atau air laut.
contoh: Ulva, Chorella, Volvox
2. Ganggang coklat (Phaeophyta)
ciri
-berwarna coklat karena mengandung zat warna coklat (fikosantin)
-mengandung klorofil
-memiliki alat seperti akar, batang, daun
contoh: Focus, Sargassum, Tulblaria, Laminaria
3. Ganggang keemasan (Chrisophyta)
ciri
-berwarna kuning kecoklatan, hijau kekuningan, dan kuning keemasan.
-hidup di tempat basah, baik air tawar, air payau maupun air laut.
-reproduksi aseksual dengan cara pembelahan.
contoh: Diatom, Navicula, Cyclotella dan Pinnularia.
4. Ganggang merah (Rhodophyta)
ciri
-berwarna merah tua
-hidup di laut
-memiliki bentuk seperti rumput sehingga sering disebut rumput laut
contoh: Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma, Gracililaria, Chondrus dll
5. Ganggang api (Phyrophyta)
ciri
-hidup di air tawar dan laut
-ber sel satu
-dinding sel berupa lempengan selulosa yang rapat
-dapat bergerak aktif.
contoh: Peridinium, Ceratium.
Baca juga : Cyanobacteria (Bakteri Hijau-Biru)
Demikianlah pembahasan kita mengenai Pengertian Ganggang, Ciri, Contoh, Reproduksi, Cara Hidup dan Habitat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih