7 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasannya

7 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasannya- Novel adalah salah satu karya sastra Bahasa Indonesia. Apakah anda pernah membaca novel? Membaca novel dengan setulus hati dan mamahami makna didalamnya akan membuat pembacanya terbawa kedalam cerita tersebut. Bahkan seolah olah kita dapat merasakan kejadiannya secara langsung. Terkadang cerita novel tersebut dapat menyentuh hati pembacanya. Semua hal tersebut berhubungan dengan unsur intrinsik novel maupun unsur ekstrinsik novel.

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Penulis novel disebut novelis. Sebuah novel dikatakan bagus apabila pembuatannya cermat dan prosesnya panjang. Pembuatan novel ini berawal dari kerangka dasar hingga proses penulisan naskahnya. Proses dasar yang paling penting ialah unsur pembangun novelnya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik novel beserta penjelasannya. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasannya

7 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasan


Novel memiliki unsur unsur pembangunnya sendiri yang meliputi unsur unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel. Kedua unsur tadi memiliki kriteria dan bagian yang berbeda beda dalam sebuah novel. Namun kedua unsur tadi saling berhubungan untuk membangun cerita novel agar lebih menarik. Dengan kata lain unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel berguna untuk membangun kualitas dari karya sastra tersebut.

A. Unsur Instrinsik Novel


Unsur intrinsik novel ialah unsur pembangun novel yang paling utama. Unsur ini merupakan unsur yang terdapat dalam cerita novel. Unsur intrinsik novel dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Setiap unsur tersebut memiliki porsinya masing masing dalam cerita novel. Berikut penjelasan mengenai jenis jenis unsur intrinsik novel:

1. Tema


Unsur intrinsik novel yang pertama ialah tema.Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.

2. Penokohan atau Tokoh


Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah penokohan atau tokoh. Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dalam cerita novel dapat dibagi menjadi 3 jenis menurut karakternya yaitu :

Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis ialah tokoh utama yang merupakan pusat perhatian dalam novel. Tokoh tersebut memiliki karakter yang baik namun selalu memperoleh masalah.

Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis ialah pemeran atau seseorang yang bermusuhan dengan tokoh protagonis. Tokoh ini memiliki karakter yang selalu membuat konflik. buruk dan tidak bersahabat.

Tokoh Tritagonis

Tokoh tritagonis ialah tokoh dalam cerita novel yang bertugas sebagai penengah antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonis. Tokoh tritagonis memiliki karakter yang netral, dapat berpihak pada tokoh antagonis ataupun protagonis. Namun jika kedua tokoh tadi memiliki konflik, maka tritagonis yang akan melerai keduanya.

Untuk penggambaran tokoh dalam unsur intrinsik novel ini ditampilkan dengan cara yang berbeda beda. Pengarang novel dapat menggambarkannya melalui cara cara di bawah ini :

  1. Digambarkan melalui jalan pikiran tokohnya.

  2. Digambarkan dalam bentuk lahiriah, misalnya cara berpakaian, keadaan fisik, tingkah laku dan lain lain.

  3. Digambarkan melalui reaksi tokoh mengenai kejadian atau hal hal tertentu.

  4. Digambarkan melalui keadaan sekitar maupun lingkungan tokoh.


3. Alur atau Plot


Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah alur atau plot. Alur atau plot ialah sekumpulan kejadian yang membentuk jalan cerita dalam sebuah novel. Alur novel dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

Alur Maju atau Progresif

Alur progresif yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Alur maju ini pada umumnya digunakan dalam novel biografi ataupun autobiografi.

Alur Mundur atau Regresif

Alur regresif ialah jenis alur yang kejadiannya bergerak secara terbalik atau berasal dari kejadian yang telah berlalu. Untuk cerita yang menggunakan alur mundur biasanya tidak menggunakan awalan pengantar.

Alur Campuran

Alur campuran ialah gabungan dari alur maju dan alur mundur, tetapi jalan ceritanya tidak rapi dan acak. Biasanya alur campuran digunakan untuk pembuatan novel novel fantasi maupun novel misteri.

Dibawah ini terdapat beberapa tahapan alur dalam unsur intrinsik novel sebelum menjadi sebuah cerita yang menarik.

  1. Eksposisi atau Pengenalan ialah tahap dimana pengarang memperkenalkan tokoh, karakter dan lingkungan tokoh dalam cerita novel.

  2. Konflik atau Pertentangan ialah tahap dimana tokoh mengalami konflik atau masalah, baik dengan tokoh antagonis, diri sendiri, tokoh lain, ataupun dengan lingkungan tempat tinggalnya sendiri.

  3. Peningkatan Konflik ialah tahap dimana masalah semakin besar dan melebar, sehingga dapat menimbulkan konflik dengan beberapa tokoh sekaligus.

  4. Klimaks atau Puncak Konflik ialah tahap dimana konflik semakin memuncak dan semakin tegang sehingga menimbulkan hal hal yang tak terduga oleh pembaca.

  5. Antiklimaks atau Penurunan Konflik ialah tahap dimana masalah mulai mereda.

  6. Ending ialah tahap akhir dalam penyelesaian masalah, sehingga konflik yang terjadi dalam tokoh benar benar terselesaikan. Untuk penyelesaiannya dapat berupa happy ending (akhir bahagia) maupun sad ending (akhir sedih).


4. Setting atau Latar


Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok: yaitu Tempat, Waktu, dan Suasana. Latar tersebut merupakan unsur pembangun yang terpenting dalam menciptakan suasana cerita novel. Setting atau latar novel dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Waktu

Waktu ialah masa ketika cerita sedang terjadi atau berlangsung. Contoh penggambaran secara garis besar yaitu musim hujan, malam hari, musim kemarau, hari minggu, siang, sore, pagi dan lain lain.

Tempat

Tempat ialah lokasi terjadinya cerita atau berlangsungnya cerita. Latar tempat tersebut dapat dijelaskan secara khusus ataupun umum. Contoh penggambaran umum yaitu di stasiun, di alun-alun kota Bandung, dan lain lain. Sedangkan contoh penggambaran khusus yaitu di rumah Nina, di ujung jalan Melati dan lain lain.

Suasana

Adalah bagaimana suasana dalam novel itu terjadi. Contoh senang,sedih,riang,haru,tegang, dan lain-lain.

Sosial Budaya

Sosial budaya ialah latar pergaulan dalam status sosial. Latar ini berkaitan erat dengan latar tempat karena ada hubungannya dengan tempat bergaul.

Keadaan Lingkungan

Latar ini menceritakan konflik batin yang dialami oleh tokoh melalui pengaruh lingkungan sekitarnya.

5. Sudut Pandang atau Poin of View


Sudut pandang adalah cara memandang penulis dalam menempatkan dirinya pada posisi tertentu dalam cerita novel tersebut. dalam sebuah novel, sudut pandang terbagi menjadi dua, yaitu Sudut pandang orang pertama dan Sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Sudut Pandang Orang Pertama (Pelaku Utama)


Sudut pandang pertama pelaku utama: menggunakan kata aku dan menceritakan mengenai tokoh utamanya. pembaca seolah ikut menjadi tokoh utama . Biasanya sudut pandang orang pertama (pelaku utama) menggunakan kalimat aktif serta kata ganti pengarang seperti "Saya" maupun "Aku".

Sudut Pandang Orang Pertama (Pelaku Sampingan)


Sudut pandang orang pertama (pelaku sampingan) ini menceritakan tingkah si tokoh utama melalui tokoh pembantu . Pengarang memiliki peran ganda dalam sudut pandang ini. Tetapi peran sebagai penceritanya lebih terbatas.

Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)


Dalam sudut pandang ini pengarang tidak menggunakan kata 'aku' ,tapi menceritakan si tokoh utama hanya menggunakan kata ganti 'nama' . Pengarang memerankan tokoh utama dan pencipta sekaligus. Pengarang tersebut dapat membuat, melakukan dialog antar tokoh, mengarahkan dan mengomentari jalannya cerita. Disini pengarang memiliki posisi paling bebas.

Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)


Dalam sudut pandang ini pengarang bertugas sebagai pengamat cerita saja. Maka dari itu pengarang akan menyampaikan apa yang dirasakan, dilihat dan didengarnya. Setelah itu akan disimpulkan menjadi sebuah cerita. Walaupun pengarang berperan dalam cerita namun posisinya terbatas.

6. Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.Gaya bahasa biasanya menciptakan suasana dan nada mengajak. Selain itu berguna untuk menentukan dialog yang dapat menjelaskan interaksi dan hubungan antar tokoh cerita.

7. Amanat


Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui novelnya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. Dalam sebuah karya sastra, unsur amanat inilah yang paling penting. Amanat tesebut bisa berupa ajakan, protes, kritik sosial, nasehat, dan lain lain.
Baca juga : Prosa Lama dan Prosa Baru : Pengertian, Jenis-Jenis,Perbedaan, dan Contohnya

B. Unsur Ekstrinsik Novel


Unsur ekstrinsik ialah unsur luar yang membangun sebuah novel. Unsur tersebut tidak dapat ditemukan dalam novel. Walaupun unsur ekstrinsik berasal dari luar novel namun tetap berpengaruh dalam karya ini. Dibawah ini terdapat beberapa unsur ekstrinsik novel beserta penjelasannya.

1. Unsur Biografi (Latar Belakang Pengarang)


Unsur biografi ialah unsur mengenai latar belakang pengarang,menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang sunda, orang inggris, atau orang arab.

2. Unsur Sosial (Kondisi Sosial Budaya)


Misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang hidup di tengah-tengah masyarakat tradisional.

3. Unsur Nilai


Unsur ekstrinsik novel yang terakhir ialah unsur nilai. Unsur nilai berhubungan dengan ekonomi, sosial, pendidikan, adat istiadat, politik, seni, hukum dan lain lain. Nilai yang terdapat dalam novel tersebut merupakan daya tarik tersendiri untuk pembaca. Bahkan cukup mempengaruhi baik atau tidak dari cerita novel tersebut.

Demikianlah penjelasan mengenai unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel. Semoga Artikel Belajar ini dapat menambah ilmu kita semua. Terima kasih.

Share this

Related Posts