Menganalisis Keterampilan Gerak Aktivitas Atletik

Menganalisis Keterampilan Gerak Aktivitas Atletik - Atletik disebut sebagai induk olahraga karena terdiri dari banyak cabang olahraga, antara lain lari, lempar, tolak, lompat, dan loncat. Apakah kamu pernah melakukan salah satu cabang olahraga atletik tersebut? cabang olahraga atletik apa yang kamu sukai?

Olahraga lari, lempar, tolak, lompat, ataupun loncat sering dilombakan secara profesional dalam berbagai ajang kejujuran. Semua cabang olahraga tersebut memiliki teknik yang sangat beragam. Pada pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang lempar lembing dan lempar cakram. Bagaimana teknik dasar dalam melakukan lempar lembing dan lempar cakram tersebut? Simaklah materi berikut!

A. Lempar Lembing


Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga aletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya. Prestasi yang diukur adalah hasil lemparan lembing sejauh mungkin. Beberapa aturan dalam lempar lembing adalah sebagai berikut.

1. Ukuran Lembing


Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan untuk putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.

2. Bentuk Lapangan Lempar Lembing


Bentuk lapangan lempar lembing adalah sebagai berikut.

bentuk lapangan lempar lembing

Berikut penjelasan tentang lapangan lempar lembing.

  1. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 m. Panjang lintasan minimal 30 m dan maksimal 36,5 m.

  2. Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 m. Garis 1,5 m terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.

  3. Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung lemparan dengan sudut 29° memotong kedua ujung lengkung lemparan dengan tebal garis sektor 5 cm.


Beberapa teknik dasar dalam lempar lembing yang harus diketahui antara lain sebagai berikut.

1. Cara Memegang Lembing


Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan karena pada sekitar itu terdapat titik berat lembing menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Cara Finlandia

Pertama lembing diletakan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hampir menuju arah badan. Jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagianbelakang (dilingkarkan), dibantu dengan ibu jari diletakan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Adapun jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan diatasnya dalam keadaan lemas. Dengan Cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar.

cara memegang lembing cara finlandia

b. Cara Amerika

Pertama lembing diletakan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hampir menuju ke arah badan. Jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepu belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Adapun ketiga jari lainnya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali leming. JAdi, dengan pegangan CaraAmerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar.

cara memegang lembing cara amerika

c. Cara Menjepit

Caranya hanya menjepit lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari-jari leinnya memegang biasa.

cara memegang lembing menjepit

Kesalahan yang sering terjadi ketika memegang lembing adalah tidak memegang dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.

2. Cara Membawa Lembing


Cara apa pun bisa dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu keCepatan berlari. Cara membawa lembing ini sangat erat kaitannya dengan awalan pada lempar lembing. Teknik atau cara membawa lembing, antara lain sebagai berikut.

cara membawa lembing

a. Membawa Lembing di Atas Pundak

Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini diguakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop step) pada waktu akan melempar

b. Membawa lembing di Depan Dada

Mata lembing menuju serong ke bawah, sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.

c. Membawa Lembing di Bawah

Membawa lembing di bawah adalah lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hampir dekat dengan tanah.

Kesalahan yang sering terjadi ketika membawa lembing adalah tidak membawa dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih goyang ke kanan dan kiri atau ke atas dan bawah, serta tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukan keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari membawa lembing tersebut! Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.

3. Melempar Lembing


Melempar lembing terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu awalan, lemparan, dan akhiran.

a. Awalan

Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan.

Awalan berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, sikut menghadap ke depan, dan telapak tangan menghadap atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang (cross step). Pada bagian akhir dapat dilakukan langkah dengan beberapa cara berikut.

  1. Dengan jingkat (hop step)

  2. Dengan langkah silang di depan (cross step)

  3. Dengan langkah silang di belakang (rear cros step)


b. Melempar

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pelemparan lembign adalah sebagai berikut.

1. ) Posisi Badan

Posisi badan baik tanpa awalan maupun dengan awalan adalah posisi badan berdiri tegak, kaki kiri lurus ke depan lemas, kaki kanan di belakang dengan lutut ditekuk serong ke belakang sehingga berat badan berada pada kaki kanan dan badang serong ke belakang, tangan kanan memegang lembing lurus ke belakang, ujung lembing berada di samping dan ekor lembing berada di belakang dekat tanah.

2. ) Irama Lima Langkah

Maksud dari lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam lari sprint , seperti suatu lari percepatan dan harus dalam satu garis lurus. Lembing masih di bawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar. Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan-kiri-kanan-kiri-lempar.keterampilan gerak aktifitas atletik irama lima langkah lempar lembing

  1. Langkah 1 sampai 3 diawali dengan memegang lembing secara mendatar atau horizontal dan dengan ditekuk diatas bahu. Pada waktu mendarat pada kaki kanan gerakan lengan pelempar ke belakang setinggi bau, telapak lengan pemelmpar menghadap ke atas. PErtahankan kecepatan lari ancang-ancang. Lembing dipegang dekat dengan kepala. Langkah 3 berfungsi sebagai persiapan untuk melakukan langkah berikutnya yaitu langkah 4 dorong.

  2. Langkah 4 pada fase ini adalah fase langkah dorong dengan langkah yang lebih panjang dan datar terjadi sesudah mendorongnya dengan kaki kiri. Kaki kanan mendahului kaki kiri dan sebelum mendarat kaki kiri ada di depan kaki kanan lagi.

  3. Langkah 5 kaki kiri mendarat pada tumit dan tetap dipertahankan lurus, kemudian lengan yang melempar tetap diluruskan setinggi bahu. Badan melengkung dengan penuh kekuatan dan kaki kiri diluruskan sepenuhnya. Melempar pada saat kaki depan diluruskan. Putar pinggang dengan cepat ke depan, usahakan lengan kiri berada di deka badan. Tarik siku kanan ke depan dan atas sisi kepala.


3. ) Pelepasan Lembing

Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik bahwa bahu, lengan tas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.

Pelepasan lembing itu terjadi diatas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan mengeblok selama pelepasan lembing.

c. Pemulihan

Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.

B. Lempar Cakram


Lempar cakram (dicus throw) adalah salah satu bagian dari cabang atletik nomor lempar. Lempar cakram bertujuan melemparkan benda berbentuk bulat piph (cakram) sejauh-jauhnya menggunakan teknik yang benar. Beberapa aturan dalam lempar cakram adalah sebagai berikut.

  1. Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam. Pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya.

  2. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ke tepi dalam balok. Bila peserta lebih dari delapan orang, peserta akan diberi hak melempar sebanyak tiga kali, kemudian akan ditentukan delapan pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba delapan atau kurang, kesempatan melempar sebanyak enam kali langsung final.

  3. Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja , atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah di luarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kukuh tetapi tidak licin permukaannya. Bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran.

  4. Ukuran garis tengah sebelah dalamlingkaran lempar adalah 2,5m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.


Adapun teknik dasar dalam lempar cakram adalah sebagai berikut.

1. Teknik Memegang Cakram


Untuk memudahkan dalam memegang, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar kanan), sedangkan telapak tangan kanan diletakkan di atas tengah cakram. Keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram), sedangkan ibu jari bebas.

teknik memegang cakram

2. Teknik Awalan


Agar hasil lebih baik, seorang atlet lempar cakram diharuskan untuk melakukan gerakan awalan dalam lempar cakram yang sempurna. Gerakan awalan lemparan cakram ini dilakukan dengan cara berputar. Terkait putaran tersebut terbagi menjadi tiga jenis yaitu putaran 1 1/4, 1, serta 1 1/4. Secara umum, awalan yang baik akan berdampak pada hasil lemparan cakram yang juga baik.

Adapun cara melakukan awalan lemparan cakram yang baik adalah sebagai berikut.

  1. Buat posisi sempurna dengan berdiri menyamping ka atas lemparan. Selanjutnya, buka kaki dengan ukuran sama dengan lebar bahu Anda. Sedikit tekuk dan buat serileks mungkin.

  2. Pusatkan perhatian Anda pada persiapan awalan agar lebih baik, selanjutnya cakram tersebut diayunkan berkali-kali ke arah samping kanan dan belakang, lalu ke arah kiri. Gerakan tersebut diulang sebanyak dua hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan gerakan awalan memutar. Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan ayunan cakram adalah tidak mengayun dengan cara yang benar dan baik, pegangan kurang kuat, serta tidak diikuti gerak lanjut.

  3. Dalam tahap memutar, gerakan-gerakan dipercepat dan badan bagian bawah berputar mendahului bagian atas badan. Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan fase memutar cakram adalah tidak memutar dengan cara yang benar dan baik, pegangan kurang kuat, serta tidak diikuti gerak lanjut.


[caption id="attachment_1013" align="aligncenter" width="521"]keterampilan gerak attifitas atletik teknik awalan melempar cakram Teknik awalan[/caption]

3. Teknik Melempar Cakram


Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

  1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan yang semula condong ke belakang dan terpilih ke kanan diputar kek kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.

  2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan ke arah depan atas.

  3. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90°. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu. Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab kecuali lemparannya tidak akan jatuh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasnya agak terlambat, sudah sampai di muka badan; hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.

  4. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.


[caption id="attachment_1014" align="aligncenter" width="400"]teknik melempar cakram Teknik melempar cakram[/caption]
Baca juga :  Menganalisis Keterampilan Gerak Permainan Bola Voli

4. Sikap Akhir


Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong ke luar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram. Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengarahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkaran melalui belahan bagian belakang tidak dengan lari atau melompat.

[caption id="attachment_1015" align="aligncenter" width="350"]sikap akhir melempar cakram Sikap akhir[/caption]

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam lempar cakram antara lain sebagai berikut.

  1. Jatuh ke belakang pada awal putaran.

  2. Berputar di tempat (seperti gasing).

  3. Membungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang).

  4. Melompat tinggi ke udara.

  5. Kaki terlalu tegang.

  6. Penempatan kaki yang salah dengan sudut lemparan.

  7. Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh.

  8. Membungkukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri saat melepaskan cakram.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lempar cakram yaitu sebagai berikut.

  1. Berputar dengan baik.

  2. Dorong cakram melewati lingkaran.

  3. dapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah.

  4. Capai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.

  5. Mendarat pada jari-jari kaki kanan dan putar secara aktif di atas (jari-jari tersebut).

  6. Mendarat dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.


Demikianlah pembahasan kita mengenai "Menganalisis Keterampilan Gerak Aktivitas Atletik". Semoga bermanfaat dan terimakasih.

 

Share this

Related Posts