Keanekaragaman Hayati Indonesia Flora dan Fauna beserta Penyebarannya

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia; terdiri atas 18.110 pulau (LAPAN-2003) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. LEbih dari 10.000 diantaranya merupakan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau tersebut memiliki keadaan alam yang berbeda-beda dan menampilkan kekhususan kehidupan di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan mikroorganisme yang tinggi.

A. Kekayaan Flora, Fauna, dan Mikroorganisme di Indonesia


Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas, selain Brasil dan Zaire, karena memiliki kekayaan flora, fauna, dan mikroorganisme yang sangat banyak. Menurut Indonesia Center for Biotechnology (ICBB, meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,3% dari total luas daratan di dunia, tetapi banyak spesies di dunia yang hidup di Indonesia. Indonesia menempati ranking pertama di dunia dalam kekayaan spesies mamalia (646 spesies, 36% endemik). Ranking pertama untuk kupu-kupu besar dan berwarna-warni (swallowtail butterflies), total 121 spesies yang sudah teridentifikasi, 44% endemik. Ranking ketiga reptilia (lebih dari 600 spesies), ranking keempat untuk burung (1603 spesies, 28% endemik), ranking kelima amfibia (270 spesies), dan ranking ketujuh untuk tumbuhan berbunga (sekitar 25.000 spesies). Di hutan-hutan Indonesia ditemukan 400 spesies pohon yang bernilai ekonomis tinggi.

Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pulau yang terisolir dalam waktu yang cukup lama, sehingga perlahan-lahan muncul spesies loka yang unik, dan dikenal sebagai endemik. Namun saat ini sudah banyak spesies endemik yang berhasil dipelihara dan dikembangbiakan di luar daerah asalnya. Spesies endemik terbanyak terdapat di Sulawesi, Papua, dan kepulauan Mentawi di pantai barat Sumatera. Keanekaragaman hayati tertinggi terdapat di  Papua, kemudian Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Contoh hewan endemik antara lain Barbourula borneoensis (katak tanpa paru-paru) yang endemik di Kalimantan dan Eos cyanogenia (nuri sayap hitam) yang endemik di Teluk Cendrawasih, Papua.

[caption id="attachment_1102" align="aligncenter" width="500"]Keanekaragaman hayati Indonesia, burung maleo Hewan endemik Indonesia : Burung Maleo[/caption]

B. Penyebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Dipandang dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan. Posisi tersebut memengaruhi pola penyebaran flora dan fauna Indonesia.

1. Penyebaran Flora Indonesia


Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Van Walzen dan Silk, botanis dari Belanda, melakukan penelitian yang menjelaskan distribusi flora Malesiana. Menurut keduanya, flora Malesiana terbagi menjadi flora daratan Sunda, flora daratan Sahul, dan flora di daerah tengah (Wallacea) yang sangat khas dan endemik.

[caption id="attachment_1103" align="aligncenter" width="446"]Indonesia yang terbagi menjadi tiga daratan Indonesia yang terbagi menjadi tiga daratan: Sunda, Sahul, dan Wallacea[/caption]

Flora daratan Sunda antara lain tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, contohnya pohon keruing (Dipterocarpus applanatus) yang kayunya sering digunakan untuk bahan bangunan dan tumbuhan famili Nepenthaceae, contohnya tumbuhan pemangsa serangga atau kantong semar (Nepenthes gymnamphora).

Flora daratan Sahul antara lain sagu (Metroxylon sagu) dan tumbuhan dari famili Myristicaceae, misalnya pala (Myristica fragrans). Flora kawasan Wallacea antara lain leda (Eucalyptus deglupta) yang memiliki batang berwarna-warni.

Seorang ahli geografi dan botani dari Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn , mengklasifikasikan iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan tumbuhan yang hidup di iklim tersebut. Klasifikasi ini bisa dijadikan dasar pengelompokan tumbuhan di Indonesia secara vertikal. Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, flora Indonesia dibagi menjadi beberapa kelompok berikut.

  • Daerah dengan ketinggian 0-650 m merupakan daratan rendah pantai dan hutan mangrove dengan jenis tanaman pandan, bakau (Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), bogem (Bruguiera sp.), sagu, dan nipah. Semakin jauh ke daratan ditemukan kelapa, kelapa sawit, cokelat, padi, jagung, kapuk, (Ceiba pentandrai) dan karet (Hevea brasiliensis).

  • Daerah dengan ketinggian 650-1500 m ditumbuhi tanaman rasamala (Altingia excelsa) , kina (Chinchona officinalis), aren, pinang, kopi, tembakau, dan teh.

  • Daerah dengan ketinggian 1500-2500 m ditumbuhi tanaman cantigi koneng (Rhododendrim albumi), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), anggrek tanah (Paphiopedilum praestans) di pegunungan Papua, dan berri (Vaccinium lucidum).

  • Daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter merupakan daerah pegunungan yang dingin. Di ketinggian ini ditemukan lumut, lichen, dan bunga edelweiss (Anaphalis javanica).


2. Penyebaran Fauna Indonesia


Penyebaran fauna Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan Australia. Para pakar zoologi berpendapat bahwa tipe fauna di kawasan Indonesia bagian barat miri dengan fauna di Asia Tenggara (oriental), sedangkan fauna di kawasan Indonesia bagian timur mirip dengan fauna di benua Australia (australis). Daerah persebaran fauna Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan Indonesia bagian barat, kawasan peralihan (Wallacea), dan kawasan Indonesia bagian timur.

a. Kawasan Indonesia bagian barat


[caption id="attachment_1104" align="aligncenter" width="647"]Fauna Indonesia bagian Barat Fauna Indonesia bagian Barat macan tutul dan gajah[/caption]

Kawasan Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara Bali dengan Lombok. Meskipun jarak antara Bali dan Lombok sangat dekat, namun jenis fauna yang hidup di kedua pulau tersebut berbeda. Garis Wallace dikemukakan oleh Alfred Russel Wallace (ahli zoologi berkebangsaan Inggris) pada abad ke 19. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian barat, antara lain harimau (Panthera tigrisi), macan tutul atau leopard (Panthera pardus), gajah (Elephas maximus), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), orang utan (Pongo pygmaeus), wau-wau (Hylobates lari), lutung (Presbytis cristata), beruang madu (Ursus malayanus), merak hijau (Pavo muticus), dan burung jalak bali (Leucopsar rothschildi)

b. Kawasan Peralihan


[caption id="attachment_1105" align="aligncenter" width="566"]Fauna kawasan peralihan Fauna kawasan peralihan (Wallace): anoa dan komodo[/caption]

Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor. Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Diantara kedua garis ini terdapat garis keseimbangan Weber yang terletak di sebelah timur Sulawesi. Garis Weber dikemukakan oleh Max Carl Wilhelm Weber (ahli zoologi berkembangsaan Jerman). Pada kawasan ini terdapat peluang percampuran antara unsur fauna oriental dengan fauna australis. Jenis fauna kawasan peralihan, antara lain anoa pegunungan (Bulbalus depressicornisi), komodo (Varanus komodoensis), babirusa (Babyrousa babyrussa) , maleo (Macrocephalon maleoi), duyung (Dugong dugon) , kuskus beruang (Ailurops ursinus), burung rangkong (Rhyticeros cassidix), kupu-kupu Sulawesi (Papilio iswara, Papilio peranthus), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), kakatua putih berjambul merah (Cacatua moluccensis).

c. Kawasan Indonesia bagian timur


[caption id="attachment_1106" align="aligncenter" width="618"]Fauna kawasan Indonesia bagian timur Fauna kawasan Indonesia bagian timur: walabi dan kasturi raja[/caption]

Kawasan Indonesia bagian timur dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papu dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian timur, antara lain kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), walabi kecil (Dorcopsulus vanheurni), burung kasuari gelambir ganda (Casuarius casuiarius) , burung kakatua raja (Probosciger aterrimus), burung cendrawasih ekor pita (Astrapia mayeri), kastuari raja (Psittrichas fulgidus), kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera sp.), ular sanca hijau (Chondropyhton viridis), dan buaya Irian (Crocodylus novaeguineae). Burung di kawasan ini memiliki bulu berwarna warni.

3. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati Indonesia merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. KEanekaragaman hayati memiliki berbagai fungsi, yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan


Makanan mokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh dari tanaman padi (Oryza sativai). Namun, di beberapa daerah, makanan pokok penduduk adalah jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan tanaman penghasil bahan makanan pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil buah dan sayuran. Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman penghasil buah, contohnya sirsak (Annona muricata), jeruk Bali (Citrus maxima), rambutan (Nephelium lappaceum), duku (Lansium domesticum), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mengostanai), markisa (Passiflora edulis), mangga (Mangifera indica), dan matoa (Pometia pinnata). Terdapat sekitar 370 jenis tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang panjang, buncis, bayam, terung, kol (kubis), seledri, dan bawang kucai (Allium fistulosum). Ada sekitar 70 jenis tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak, wortel, lobak, talas, singkong, ubi jalar, bawang, dan bawang putih. Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil rempah-rempah yang jumlahnya sekitar 55 jenis, antara lain merica (Piper nigrum), cengkih (Eugenia aromatica), pala 9Myristica fragrans), dan ketumbar (Coriandrum sativum)

[caption id="attachment_1108" align="aligncenter" width="627"]Contoh buah tropis asli Indonesia Contoh buah tropis asli Indonesia Rambutan dan manggis[/caption]

Sumber makanan juga berasal dari aneka ragam hewan darat, air tawar, dan air laut. Contohnya sapi, kambing, kelinci, burung, ayam, kelinci, ikan bandeng, ikan lele, belut, kepiting, kerang, udang, dan rajungan.

 

b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan


Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan dalam industri obat herbal lokal.

Berikut ini beberapa tanaman obat beserta kegunaannya.

[caption id="attachment_1109" align="alignright" width="183"]Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan Buah merah (Pandanus conoideus)[/caption]

  • Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes.

  • Mnegkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

  • Kina (Cinchona calisaya, Conchona officianalis), kulitnya mengandung alkaloid kina (quinine) untuk obat malaria.


Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, antara lain sebagai berikut.

  • Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tumbuh.

  • Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal).


c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik


Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika , antara lian sebagai berikut.

  • Bunga mawar (Rosa hybrida) , melati (Jasminum grandiflorum), cendana (Santalum album), kenanga (Cananga odorata), dan kemuning (Murraya exotica) dimanfaatkan untuk wewangian (parfum).

  • Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit.

  • Urang aring (Aclipta alba), mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya (Aloe vera) digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.


[caption id="attachment_1110" align="aligncenter" width="621"]Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik Tanaman sebagai bahan parfum: melati dan cendana[/caption]

d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang


Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain sebagai berikut.

  • Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang hutan atau abaca (Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kenaf (Hisbiscus cannabinus), dan jute (Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan pakaian.

  • Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) dimanfaarkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem (Eleocharis dulcis).


Beberaoa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut.

  • Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi.

  • Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk membuat jaket.

  • Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu.

  • Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesori pakaian.


e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan


Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberaa tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya, antara lain jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), nangka (Artocarpus heterophyllus), meranti (Shorea acuminata), keruing (Dipterocarpus borneensis), rasamala (Altingia exelsa), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan bambu (Dendrocalamus asper). Di Pulau Timor dan Alor, daun lontar (Borassus flabellifer) dan gebang (Corypha utan) digunakan untuk membuat atap dan dinding rumah. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fructicans, Oncosperma tigillarium, dan Oncosperma horridum) juga dimanfaatkan untuk membuat atap rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di Pulau Timor, alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membuat atap rumah.

f. Kenaekaragaman hayati sebagai aspek budaya


Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan nusantara memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 etnis (suku) dengan agama dan kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam menjalankan upacara rutual keagamaan dan kepercayaannnya, penyelenggaraan upacara adat dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, upacara adat, dan pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.

  • Budaya nyekar (ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kantil, dan melati.

  • Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis saat memandikan jenazah, misalnya limau, daun kelapa, pisang dan rempah-rempah.

  • Upacara Ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk menghanyutkan abu jenazah ke sungai.

  • Umat Islam menggunakan hewan ternak (kambing, sapi, kerbau) pada hari raya Qurban.

  • Umat Nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria sp., Casuarina equisetifolia) saat perayaan natal.


Baca juga  : Keanekaragaman Hayati Tingkat (Gen, Jenis, Ekosistem) beserta Gambar dan Contoh

Share this

Related Posts

1 komentar:

komentar
23 April 2018 10.30 delete

[…] Keanekaragaman Hayati Indonesia Flora dan Fauna beserta Penyebarannya […]

Reply
avatar