Halo sobat Artikel Belajar , kali ini kita akan membahas materi biologi mengenai " Tumbuhan Lumut". Tumbuhan (Plantae) merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel); multiseluler (bersel banyak); memiliki akar, batang, dan daun; memiliki dinding sel yang mengandung selulosa; pada umumnya memiliki klorofil a dan b sehingga dapat melakukan fotosintesis serta dapat menyimpan cadangan makanan. Namun beberapa jenis tumbuhan ada yang tidak berklorofil, sehingga tidak melakukan fotosintesis.
Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas Pengertian, Ciri, Cara Hidup, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut.
Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) merupakan anggota kingdom Plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati) dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, daun sejati). Lumut juga dikenal sebagai moss.
[caption id="attachment_1123" align="aligncenter" width="656"] Contoh lumut: (a) lumut daun (di bebatuan), (b) lumut tanduk Anthoceros (di tanah), (c) lumut hati Ricciocarpus natans (di air)[/caption]
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Sebagian besar lumut merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut mudah ditemukan, terutama di tempat yang lembap (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon . Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans. Di tempat yang lembap dan teduh, lumut tumbuh subur dan tampak sebagai hamparan hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara.
Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida), ada pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut daun (Bryopsida). Lumut yang berukuran kecil umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar tingginya sekitar 20 cm.
[caption id="attachment_1124" align="aligncenter" width="504"] Skema struktur tubuh lumut daun Polytrichum sp. dengan sporangium[/caption]
Lumut berbentuk tumbuhan kecil yang berdiri tegak dan memiliki bagian-bagian tumbuh yang miri akar, batang,dan daun. Akar sederhana pada lumut disebut rizoid. Fungsi rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral, sera untuk melekat pada habitatnya. Daun lumut sangat tipis (hanya terdiri atas selapis sel) dan tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak mengalami pertumbuhan membesar.
Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem. Jaringan pengangkut beruppa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat lainnya.
Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau, berbentuk lembaran (seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin (gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Sel kelamin jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh alat kelamin jantan yang disebut anteridium, sedangkan sel kelamin betina (ovum) dihasilkan oleh alat kelamin betina yang disebut arkegonium. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus anteridium sekaligus arkegonium disebut monoesis (baerumah satu) atau homotalus.
[caption id="attachment_1125" align="aligncenter" width="510"] Bentuk gametofit lumut: (a) Polytrichum sp. (mirip tumbuhan kecil) dan (b) Lunularia cruciata (berbentuk lembaran)[/caption]
Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit ada yang berwarna kecoklatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan. Sporofit menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti terompet atau kapsul. Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat makanan dari gametofit dengan masa hidup lebih pendek. Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak spora). Sporangium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya terdapat pada lumut daun. Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka (theca) dan operkulum (penutup). Bila operkulum terlepas maka tampak pada saat udara kering sehingga spora tersebar. Spora terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga disebut homospora atau isospora.
[caption id="attachment_1126" align="aligncenter" width="517"] Bentuk sporofit lumut[/caption]
Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3-6 bulan.
[caption id="attachment_1127" align="aligncenter" width="500"] Siklus hidup lumut daun (Contohnya Polytrichum commune)[/caption]
Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih sering kita temukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih lama daripada bentuk sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan sebagai berikut.
[caption id="attachment_1129" align="alignright" width="229"] Skema pergiliran keturunan (metagenesis) pada lumut[/caption]
Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, piph, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yana glembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit memliki struktur khas berbentuk seperti mangkok yag disebut gemmae cup (piala tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup , reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia bemisphaerica, Pella calcynia, dan Riccardia indica.
Anthocerotopsida atau hirnwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofit masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua).
Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat sekitar 100 spesies lumut tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Folioceros, dan Leiosporoceros.
Bryopsida merupakan lumtu sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya menyerap dan menahan air.
Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan megnhasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune, Polytrihum hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre, Dichodonitum, dan Campylopus.
Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumtu termasuk vegetasi perintis setelah lichen (lumut kerak).
Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
- Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta).
- Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatozoid).
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas Pengertian, Ciri, Cara Hidup, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut.
Pengertian Tumbuhan Lumut
Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) merupakan anggota kingdom Plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati) dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, daun sejati). Lumut juga dikenal sebagai moss.
[caption id="attachment_1123" align="aligncenter" width="656"] Contoh lumut: (a) lumut daun (di bebatuan), (b) lumut tanduk Anthoceros (di tanah), (c) lumut hati Ricciocarpus natans (di air)[/caption]
A. Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Lumut
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Sebagian besar lumut merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut mudah ditemukan, terutama di tempat yang lembap (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon . Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans. Di tempat yang lembap dan teduh, lumut tumbuh subur dan tampak sebagai hamparan hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara.
B. Ciri-Ciri Tubuh Tumbuhan Lumut
1. Bentuk dan Ukuran Tubuh Lumut
Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida), ada pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut daun (Bryopsida). Lumut yang berukuran kecil umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar tingginya sekitar 20 cm.
[caption id="attachment_1124" align="aligncenter" width="504"] Skema struktur tubuh lumut daun Polytrichum sp. dengan sporangium[/caption]
Lumut berbentuk tumbuhan kecil yang berdiri tegak dan memiliki bagian-bagian tumbuh yang miri akar, batang,dan daun. Akar sederhana pada lumut disebut rizoid. Fungsi rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral, sera untuk melekat pada habitatnya. Daun lumut sangat tipis (hanya terdiri atas selapis sel) dan tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak mengalami pertumbuhan membesar.
Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem. Jaringan pengangkut beruppa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat lainnya.
2. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Gametofit
Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau, berbentuk lembaran (seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin (gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Sel kelamin jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh alat kelamin jantan yang disebut anteridium, sedangkan sel kelamin betina (ovum) dihasilkan oleh alat kelamin betina yang disebut arkegonium. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus anteridium sekaligus arkegonium disebut monoesis (baerumah satu) atau homotalus.
[caption id="attachment_1125" align="aligncenter" width="510"] Bentuk gametofit lumut: (a) Polytrichum sp. (mirip tumbuhan kecil) dan (b) Lunularia cruciata (berbentuk lembaran)[/caption]
3. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Sporofit
Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit ada yang berwarna kecoklatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan. Sporofit menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti terompet atau kapsul. Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat makanan dari gametofit dengan masa hidup lebih pendek. Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak spora). Sporangium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya terdapat pada lumut daun. Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka (theca) dan operkulum (penutup). Bila operkulum terlepas maka tampak pada saat udara kering sehingga spora tersebar. Spora terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga disebut homospora atau isospora.
[caption id="attachment_1126" align="aligncenter" width="517"] Bentuk sporofit lumut[/caption]
C. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3-6 bulan.
[caption id="attachment_1127" align="aligncenter" width="500"] Siklus hidup lumut daun (Contohnya Polytrichum commune)[/caption]
Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih sering kita temukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih lama daripada bentuk sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan sebagai berikut.
[caption id="attachment_1129" align="alignright" width="229"] Skema pergiliran keturunan (metagenesis) pada lumut[/caption]
- Spora berkromososm haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-selnya membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n).
- Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang haploid (n).
- Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).
- Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n). Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum. Pergerakan spermatozoid disebut kematotaksis.
- Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
- Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
- Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
- Sporofit akan membentuk sporongium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).
- Di dalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).
D . Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
1. Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, piph, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yana glembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit memliki struktur khas berbentuk seperti mangkok yag disebut gemmae cup (piala tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup , reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia bemisphaerica, Pella calcynia, dan Riccardia indica.
2. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)
Anthocerotopsida atau hirnwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofit masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua).
Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat sekitar 100 spesies lumut tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Folioceros, dan Leiosporoceros.
3. Bryopsida (Lumut Daun)
Bryopsida merupakan lumtu sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya menyerap dan menahan air.
Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan megnhasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune, Polytrihum hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre, Dichodonitum, dan Campylopus.
E. Peranan Lumut bagi Manusia
Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumtu termasuk vegetasi perintis setelah lichen (lumut kerak).
1 komentar:
komentar[…] Pengertian, Ciri, Cara Hidup, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut […]
Reply