A. Pengertian
Pada saat seorang pembaca mencurahkan hasil bacaannya dalam bentuk tulisan, karya yang ia tulis disebut dengan resensi buku. Istilah resensi sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu kata revidere atau resencere yang artinya menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda recensie dan bahasa inggris review memiliki arti yang kurang lebih sama, yaitu menimbang atau menilai.
Dengan demikian, meresensi buku pada hakikatnya adalah kegiatan menilai sebuah buku. Di dalam istilah menilai terkandung makna mengupas, mempertimbangkan, mengkritik, menunjukan kelebihan sekaligus kekurangan buku yang dibaca. Tindakan menilai beranjak dari buku yang dibaca dan dari buku itulah penilaian dilakukan dengan objektif. Seorang menilai buku dengan semangat objektivitas sehingga hasil kupasannya dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan membaca sedikit banyak pasti meninggalkan kesan dan pemahaman tertentu. Tingkat kedalaman pemahaman seseorang terhadap buku bacaannya tergantung berbagai hal, antara lain pengalaman membaca sebelumnya, insensitas dalam membaca, dan latar belakang kegiatan membaca.
Berdasarkan karakternya, resensi dibagi menjadi beberapa:
- Resensi informatif
Resensi informatif hanbya berisi rangkaian informasi dari buku yang diresensi. Karya resensi buku hanya melaporkan apa yang dibacanya dari buku bersangkutan. Resensi buku tidak mengandung penilaian sama sekali. Resensi juga tidak memberikan penilaian atau kondisi fisik cetakan buku, susunan maupun isi buka.
2. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif berisi penialian atas buku yang diresensi. Resensi buku memberikan penilaian mengenai kondisi buku baik fisik maupun isi buku. Resensi evaluatif memberikan kekurangan maupun kelebihan buku. pembaca secara langsung mendapat saran dari penulis resensi buku pengenai keadaan buku bersangkutan.
3. Resensi informatif evaluatif
Resensi ini berisi informasi sekaligus penilaian atas buku yang diresensi. Resensi ini memberikan informasi keadaan buku dan isi buku bersangkutan. Pada saat bersamaa, resensi memberi penilaian berupa keunggulan maupun kelemahan buku. Dengan membaca resensi informatif evaluatif pembaca dapat mengetahui apa yang disampaikan sebuah buku sekaligus memperoleh tinjauan atas isi buku bersangkutan. Idealnya, resnsi memenuhi duas tugas tersebut sehingga pembaca mengetahui buku secara memadai. Berdasarkan resensi tersebut pembaca dapat memberi keputusan untuk membaca buku bersangkutan atau tidak.
Resensi buku ada yang ditulis dengan prinsip prinsip karya tulis ilmiah. Resensi demikian tidak jauh berbeda struktur penulisannya dengan penulisan makalah. Sementara itu, terdapat resensi yang ditulis dengan susunan dan bahasa yang longgar. Berikut dua jenis resnsi berdasarkan karakter penyajiannya.
- Resensi ilmiah
Resensi buku ini lazim dilakukan oleh para insan akademsi. Bahasa yang digunakan dalam resensi ini biasanya lebih formal dan kaku. Misalnya, tugas dosen kepada para mahasiswanya untuk menuliskan resensi buku.
2. Resensi ilmiah populer
Resensi ini tidak terlalu ketat dalam hal susunannya, bahasa yang digunakan lebih longgar dan tidak formal, terbatas panjang tulisan, dibaca oleh pembaca luas. Resensi ini diterbitkan dalam media massa.
B. Resensi ilmiah
Resensi ilmiah dalam perkuliahan disebut juga dengan laporan penulisan buku. apa yang disebut dengan laporan buku pada prinsipnya adalah resensi buku. Sebab di dalam penulisan laporan buku mengandung kegiatan menimbang serta menilai sebuah buku. Dengan demikian, laporan buku termasuk dalam ranah resensi buku.
Resensi buku di perkuliahan lazimnya dilakukan para mahasiswa untuk meneyelasaikan tugas usai membaca buku tertentu. Resensi buku tersebut biasanya berkaitan dengan buku buku dalam bidang keilmuan tertentu. Resensi buku berisi pandangan menulis mengenai isi buku perssangkutan. Isinya meliputi kemampuan penulis dalam menganalisis dan menilai isi buku yang dibacanya. Menulis resensi buku perkuliahan tidaklah merangkum isi buku, melainkan kajian yang kritis terhadap sebuah buku.
- Menurut jenisnya, penulisan resensi terbatas pada buku saja. Resensi di lingkup perkuliahan meliputi antara lain:
a. Resensi buku
Resensi buku berupa resensi menegnai isi buku tertentu.
b. Resensi bab dalam sebuah buku
Resensi bab atau beberapa bab dari buku tertentu.
c. Resensi artikel jurnal ilmiah
Resensi dari artikel jurnal ilmiah baik dari sumber cetak maupun internet.
d. Anotasi Bibliografi
Resensi dari buku atau artikel di jumlah ilmiah dalam 2-3 paragraf. Laporan ini berisi judul, nama pengerang, nama penerbit, tahun terbit, kata kunci, pokok pikiran dari buku atau artikel di jurnal ilmiah dalam beberapa kalimat.
2. Struktur umum resensi
Jumlah kata dalam penulisan reviu buku/ bab buku/ artikel pada umumnya berada dalam kisaran 500 - 750 kata. Jumlah ini dapat lebih sedikit atau lebih banyak tergantung penugasan yang diberikan oleh dosen. Dari segi struktur, reviu buku/ bab buku/ artikel sperti dikemukakan oleh Crasswell ( dalam Tim UPI, 2015, hal 12), terdiri atas beberapa bagian yang dijelaskan sebagai berikut:
- bagian pertama
Bagian pertama ini berupa bagian pendahuluan. bagian ini berisi identifikasi buku atau bab buku, atau artikel. Identifikasi meliputi penulis, judul, tahun publikasi, dan informasi lain yang dianggap penting.
2. Bagian kedua
bagian ini berisi ringkasan atau uraian pendek mengenai isi argumen dari buku/ bab buku/ artikel.
3. Bagian ketiga
Bagian ini berisi inti reviu mengenai pembahasan buku/ bab buku/ artikel. Isinya mengenai analisis kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku/ bab buku/ artikel itu. Pada bagian ini penulis reviu menyampaikan bukti analisis dari dalam buku/ bab buku/ artikel atau membandingkannya dengan sumber ilmiah lain. Pada bagian itu juga penulis reviu dapat mengungkapkan kelebihan serta kekurangan dari buku/ bab buku/ artikel dia analis.
4. Bagian terakhir
Bagian ini berupa simpulan yang berisi evaluasi ringkas atau kontribusi buku/ bab buku/ artikel secara keseluruhan terhadap perkembangan topik yang dibahas, terhadap pemahaman pereviu, dan perkembangan keilmuan.
C. Resensi Ilmiah Populer
Sesuai dengan namanya, resensi ilmiah populer ditujukan kepada pembaca luas. Resensi ini tidak berpretensi pembacanya adalah mereka yang kompeten di bidang keilmuan tertentu. Umumnya resensi ini membahas buku tertentu yang isinya menyangkut isu yang menurut penulisnya penting diketahui pembaca luas. Sebab isinya menyangkut isu-isu yang berhembus kuat di masyarakat. Isu yang dimaksud di sini meliputi isu yang berkaitan dengan masalah-masalah di masyarakat, nama tokoh-tokoh atau kebijakan pemerintah.
Resensi ilmiah populer dipublikasikan melalui media massa berupa koran, majalah, atau situs berita internet. Dengan adanya publikasi ini keterbacaannya menjadi luas. Karya resensi ilmiah populer tidak terbatas pada ruang kuliah atau dosen pengampu mata kuliah. Terdapat banyak aspek manfaat sosial lantaran menjangkau banyak dan beragam para pembaca. Adanya keterbacaan luas dari resesnsi ilmiah populer menjadikan karya tulis bernilai tinggi dari manfaat sosial dan intelektual. Karya tulis dapat menyumbangkan sebuah gagasan kepada masyarakatnya melalui pemukiman ketika membahas sebuah buku.
Dengan demikian, penggunaan penulisan resensi ilmiah populer bagi insan akademis menjadi penting. Seorang insan akademis bisa bermanfaat pemikirannya kepada masyarakat.
- Menentukan bahan resensi
a. Buku bermutu
Maksud bermutu disini adalah buku tersebut hasil riset bertahun tahun, menggunakan data pustaka yang selama ini sulit diperoleh, pembahasannya menunjukan kecerdasan penulisannya, menjawab sebuah isu di masyarakat yang selama ini tidak terselesaikan, dan seterusnya.
b. Buku diperlukan pembaca
TIdak semua buku bermutu dibutuhkan pembaca. Misalnya penelitian matematika yang rumit tidak banyak yang membutuhkan dibandingkan mengenai solusi kebakaran hutan di indonesia. Sebaliknya, tidak setiap buku yang hendak menjawab masalah publik dikerjakan dengan layak. Isu yang diangkat dalam sebuah pembahasannya menjadi pertimbangkan utama. Dengan banyaknya buku baru setiap tahun, perlu memilih buku yangh berguna bagi orang banyak dan lahir dari kerja intelektual yang serius.
c. Isi buku sesuai dengan redaksional media massa yang bersangkutan
Setiap media massa memiliki kebijakan redaksional yang berbeda beda. Tidak semua resensi buku agama akan diterima setiap media massa. agar diterima oleh media massa yang dituju sehingga menjangkau khalayak pembaca yang dimaksud, tentunya perlu mempelajari redaksi media massa sasaran.
d. Buku yang diterbitkan paling lama dua tahun terakhir.
Buku yang diresensi setidaknya dua tahun berkahir. Hal ini berkenaan dengan isu terkini di masyarakat yang terus bergulir. Kemudian gerak penerbitan yang terus berjalan dengan berbagai judul baru buku terbitannya. Menimbang aktualitas sebuah buku dan perkembangan isu yang ada di masyarkat hasrus dilakukan oleh seorang peenulis resensi buku.
e. Ketokohan penulis bukuu dalam bidang atau dalam masyarakat
Ketokohan seorang penulis buku layak menjadi pertimbangan. Ketokohan mengadaikan kemampuan dan riwayat pergulatan sang tokoh pada bidang tertentu. Tntu saja nama akip Rosidi tidak pelru diperdebatkan lagi mengenai sumbangannya kepada sastra Sunda dan sastra indonesia. Ketika Ajip Rosidi menerbitkan mengenai topik budaya dan sastra sunda maupun indonesia bukunya sudah layak untuk dijadikan bahan resensi buku ilmiah populer.
2. Hal yang Diresensi
Penulisan resensi berarti menimbang, sebuah buku apakah buku itu isinya dinilai bagus atau tidak.
a. Isi buku
Isi buku menjadi bagian yang terpenting dari isi buku. dengan demikian dalam resensi buku yang paling utama membahas isi buku tersebut. Maksud isi buku di sini tidak lain utama membahas isi buku tersebut berkaitan dengan isu yang menjadi bahasan buku bersangkutan. Ketika penulis resensi berhasil memperoleh apa yang ditemukan oleh buku tersebut alias iai buku, dengan mudahnya ia akan menilai buku bersangkutan. Bersadar temuan buku, dengan mudahnya ia akan menilai buku bersangkutan. Berdasar temuan buku penulis resesnsi mencul dalam sebuah tulisan sehingga terjadi dialog antara buku yang dibahas dengan pendapat penulis.
b. Susunan buku
Tidak semua buku yang baik disusun dengan bik pula. Bik di sini dimaksudkan dengan susunan yang ada gagasan buku tersebut menjadi kurang kuat argumennya dan tidak enak dalam membacanya.
c. Bahasa
Bahasa dalam sebuah buku ibaratnya perahu yang berperan sebagai sarana penyebarangan di sungai. Perahu yang kuat dan bagus, dapat berfungsi menjadi sarana penyebrangan sungai. Demikian juga berbahasa dalam buku. Jika penggunaan bahsa dalam buku tersebut berjalan dengan bgaus, maka gagasannya akan mudah terampaikan. Jikalau kita berhadpan dengan buku yang jelek, biasanya terjadi pada buku terjemahan, rasanya kita gagal memahami buku tersebut.
Pada saat berhadapan dengan penggunaan bahasa yang baik dalam sebuah buku, aspek kebahasaan ini dapat menjadi bahasan. Demikian pula ketika berjumpa dengan buku yang isinya bagus, tetapi disampaikan dalam bahasa yang kurang bagus, menjadi jeleklah buku tersebut.
3. Jenis resensi
Resensi buku non fiksi meliputi buku buku yang berisi laporan atau membahas sebuah objek tertentu dalam kehidupan nyata. Buku nonfiksi meliputi segala jenis buku ilmiah, populer, biografi, laporan penelitian, dan buku harian. Ada baiknya seorang penulis resensi mengetahui dan memahami khazanah pemikiran pada bidang terkait.
b. Resensi buku fiksi
Buku fiksi meliputi novel, kumpulan cerpen, puisi, dan naskah drama. Dalam penulisan resensi buku buku fiksi ditengahkan unsur unsur pembetukannya (intrinsik) baik puisi, novel, cerpen, dan drama. Ada baiknya seorang penulis resensi fiksi mengetahui konteks kesustraan tertentu yang sama dengan buku yang diresensinya. Dengan begitu, sebuah karya resensi buku fiksi yang bermutu dapat menempatkan sebuah karya fiksi dalam perkembangan kesustraaan tertentu,
4. Stuktur Resensi Ilmiah populer
a. Bagian pertama
Pada bagian pembukaan ini yang harus ada adalah judul dari tulisan resensi buku. Penulisan judul resensi ini biasanya dibuat tebal. Kemudian nama penulis resensi dibawah judul. Setelah itu urutan data buku yang meliputi : judul buku, penulis, penerbit, penerjemah, (jika ada), penerbit dan bulan bulan terbit, jumlah halaman buku.
b. Bagian isi
Pada bagian isi yang utama adalah apa gagasan dan temuan dari penulis buku tersebut. Setelah menyampaikan gagasan dan temuan dari buku bersangkutan, penulis segera bisa menilai bukku tersebut. Misalnya, mendukung isi buku tersebut lantaran gagasannya relevan dengan kekinian di bidang keilmuan tertentu dan sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat. Atau sebaliknya, mempertanyakan relevansi buku tersebut lantaran belum menjadi prioritas dalam pembahasan isu tertentu di masyarakat. Intinya, isi resensi menyampaikan keunggulan atau kelemahan buku yang menjadi bahasan.
c. Bagian penutup
bagian penutup dari tulisan resensi berisi saran kepada pembaca mengenai buku bersangkutan . Saran ini bisa dengan penyataan langsung atau diutarakan secara tidak langsung. Intinya, saran berupa rekimendasi buku ini sehingga pembaca merasa perlu membaca merasa perlu membaca buku yang diresensi atau tidak.
5. Teknik Penulisan Resensi
Teknik penulisan resensi tidak ada yang baku. Seorang penulis bisa memulai tulisannya dari mana saja asalnya ia pandang menarik. Seorang peresensi yang menguasai bahannya dan memahali konteks pemikiran buku tersebut bisa berawal dari mana saja. Ibaratnya, semua sisi dari sebuah bola bulat sehingga bisa ditendang dari mana saja. Demikian hakikat dari awalan sebuah penulisan, khususnya penulisan resensi buku.
Pada saat pembahasn penulis menguasai buku akan mudah berkomentar buku diresensinya. Ia akan memaparkan apa saja yang menarik atau tidak menarik dari buku tersebut. Ia akan membandingkan khasanah buku buku lain dalam bidang sejenis. jikalau sebuah novel ia akan membandingkan novel dengan tema sejenis. Si situlah penulis dapat mengukir kualitas dari buku yang diresensinya. Pembaca jadi tahu secara objektif letak baik maupun buruknya sebuah buku ketika ada bandingannya.
Jikalau buku yang ditakar buku penelitian lapangan antropologi politik di suatu wilayah tertentu,penulis dapat memberi sandingan buku sejenis di area penelitian yang lain. Sebuah buku tidak saja dapat diungkap dari buku yang lain. Sekali lagi, model perbandingan demikian cukup membantu memberi terang kepada pembaca.
Namun demikian, model perbandingan bukanlah satu satunya yang terbaik dalam menulis resensi. Ada kalanya tulisan resensi hanyalah bahasan intristik. Namun, oleh wawasan yang mendalam pada bidang tertentu, sebuah buku mendapat terang dengan komentar per sub topik pada buku tersebut.
Pada bagian penutupan, penulis dapat menarik simpulan dari ulasan yang telah dia susun. Dari perbandingan yang ada tinggal menarik garis bahwa buku yang diresensi penting atau tidak penting untuk dibaca.
6. Strategi Menulis Resensi
a. Judul
Buat judul semenarik mungkin. Tenntu saja menarik atau tidak menarik seorang penulis belajar dari tulisan resensi yang berkualitas yang ada sebelumnya.
b. Bahasa
Pembaca media massa diasumsikan beragam. Agar keterbacaan sebuah tulisan tinggi mestilah tulisan menggunakan bahasa yang jelas, padat, dan tidak bertele tele. Dalam media massa, keterbatasaan kolomharus disiasati dengan bahasa yang jelas, tidak panjang, tetapi dapat mengungkapkan gagasan secara maksimal.
c. Karakter media massa
Setiap media massa memiliki sasaran kelas dan kelompok sosial pembaca yang berbeda satu sama lain. Sebuah media massa ada yang sasaranyya kelas menengah atas yang cenderung intelektual. Ada media massa yang sasarannya menengah ke bawah yang cenderung tidak menyukai sikap intelektual. Di sisi lain, ada media massa yang sasaran pembacanya hanya kalangan kelas bawah. Jadi, diperlukan pemahaman karakter media sehingga pilihan buku, topik bahasan, gaya bahasa dapat disesuaikan.